Hal itu wajar, para pemain muda masih dalam proses. Sebut saja nama-nama seperti Matjhis De Light, Frankie De Jong atau Donyel Marlen masih perlu waktu untuk menggantikan atau tampil sehebat para seniornya tersebut.
Dengan tulang punggung para pemain muda ini Belanda tampil baik, tapi tidak superior. Lawan-lawannya seperti Ukraina, Makedonia dan Austria memang bukan berada level Belanda, sehingga jikalau tampil sebagai juara grup maka tidak perlu puja-puji berlebihan untuk keberhasilan tersebut.
Artinya tetap perlu tanya, apakah Belanda akan tampil lebih baik di babak 16 besar ketika lawan menjadi lebih berat? Disinilah peran pemain seperti Memphis Depay menjadi kunci, Depay bukan saja tampil sebagai pemain yang lebih senior---bersama Wijnaldum, Daley Blind dan Martin Stelekenburg akan tetapi Depay juga harus menjadi pemimpin, dan pembeda ketika Belanda membutuhkannya.
Karena itulah Frank De Boer menaruh beban besar kepada Depay, sehingga De Boer turut gembira dalam sukacita yang timbul karena kepastian transfer Depay tersebut. Artinya, memang  De Oranje bersandar pada kegembiraan seorang Depay.
Hanya Depay tidak bisa sendirian, beban itu nampak terlalu berat bagi pemain yang pernah gagal di Manchester United tersebut. Konklusi singkat saya di poin ini seperti ini. Belanda dengan mengandalkan Depay akan beresiko, Depay tidak sendirian.
Syukurnya, hingga saat ini beban itu dibagi dengan gelandang berpengalaman, Giorgio Wijnaldum, dan itu berjalan dengan baik. Jika Depay gembira, dan beban sebagai senior  itu terbagi baik,  maka prediksi saya Belanda bisa melangkah lebih jauh dari sekedar 16 besar. Kita tunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H