Minto. Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat, SKM misalnya, ketika formasi SKM sangat minim di daerahnya, lalu berpikir untuk menjadi seorang petani. Bukan berpikir saja, terakhir waktu bertemu, Minto tak sungkan menyebut dirinya sebagai seorang petani.
Menurut saya, Minto sudah menjadi petani yang sukses, dan itu dimulai dari cara berpikir. Ayahnya yang sudah almarhum adalah seorang petani, dan dia diwariskan lahan sendiri yang cukup luas yang dapat digarap olehnya.
Minto serius menggarap beberapa "anak buahnya", memanen dan menjual hasil cabe dan tomat ke pasar. Secara ekonomi bahkan sudah mapan, mimpi menjadi seorang sarjana yang dapat menjadi tulang punggung keluarga sudah digapainya, bukan sebagai SKM tapi sebagai petani.
Lalu, Minto suatu hari ke restoran, penampilannya sederhan, ketemu beberapa temannya yang sudah bekerja di kantor pemerintah, atau bakan menjadi pegawai bank.
Mereka mulai bertanya, "Minto, kerja dimana?
"Di kebun, jadi petani" jawab Minto, santai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H