Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Turun Gunung (Lagi) Bicara Demokrat Not For Sale, Unjuk Kuat, atau Sedang Kalut?

24 Februari 2021   21:56 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:01 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersuara lagi. Setelah hanya sempat "berteriak" melalui Twitter menjelang Konfrensi Pers Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY soal tudingan kudeta, atau pengambilalihan secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat, pendiri Demokrat, SBY kali ini memberikan sepatah dua patah melalui sebuah video.

Pendiri partai yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) itu berbicara mengenai isu kudeta kepemimpinan, dan menegaskan bahwa Demokrat bukan partai yang bisa dibeli.

"Ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan PD, selanjutnya kita sebut GPK PD yang ingin mengambilalih kepemimpinan partai yang sah. Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah. Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader demokrat, yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," kata SBY.

Dalm video itu juga, SBY menekankan bahwa Partai Demokrat bukan untuk diperjualbelikan, not for sale.

"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale! Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi. Kami tidak tergiur dengan uang Anda berapa pun besarnya," tegas SBY.

Not For Sale!. Menarik. Saya kira ini perspektif baru yang dimunculkan oleh SBY, beralih dari soal kudeta-kudetaan ke persoalan jual beli. Tapi siapa yang jual, dan siapa yang mau beli?

Entahlah, namun komunikasi politik dalam situasi Partai Demokrat seperti maka pernyataan SBY ini dapat diartikan dalam dua hal, mau unjuk kuat, atau sebenarnya, kalut, atau mulai melemah.

Anggap saja Demokrat itu ibarat ruko. Ruko ini begitu mewahnya, dan mungkin sering ditawar untuk dibeli, tetapi pemilik ruko tidak merasa harus menjualnya, dia mencintai ruko itu. Akan tetapi pihak yang berminat merasa bahwa ini hanya soal duit semata, ditawar lagi dengan harga yang tinggi.

Pemilik ruko menjadi geram, dan untuk itu dia membuat tulisan begini, Not For Sale!. Saya tidak butuh uang, saya orang kaya, masih punya uang tanpa harus menjual ruko ini.

Dalam hal ini, SBY mesti turun gunung untuk menyatakan ini sendiri. Mungkin SBY merasa dia paling memiliki partai ini, dan tidak mau partai ini berpindah tangan. Apakah ada yang memang hendak "membeli" Demokrat? Dari kejadian sebelumnya, bisa jadi demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun