Setelah pengembalian bola dari Jennifer Brady keluar dari garis, Naomi Osaka tersenyum lebar, mengangkat kedua tangannya, bahagia. Pertandingan final kali ini memang tak mudah, tapi sudah dilewatinya. Osaka menang 6-4,6-3 atas Brady, gelar Australia Open keduanya, sekaligus gelar grand slam keempatnya. Naomi Osaka sudah matang, dan sudah merintis era kejayaannya di tenis putri dunia.
Siapapun yang menyaksikan laga final tunggal putri Australia Open 2021, Sabtu (20/2) sore waktu Indonesia itu, saya kira akan setuju bahwa laga berlangsung dengan keras bahkan ketat, meski skor akhir terlihat mudah bagi Osaka. Jennifer Brady asal Amerika serikat, meski hanya unggulan ke-22, bukanlah lawan yang mudah bagi Osaka.
Kedua petenis yang berselisih usia 2 tahun ini (Osaka berusia 23 tahun sedangkan Brady 25 tahun), saling memberi perlawanan sengit. Servis keras dari kedua pemain sering menghujam, menghasilkan ace atau sulit dikembalikan lawan, selain itu forehand keras mereka juga terlihat tajam menukik ke sudut lapangan sehingga sulit dijangkau.
Kekuatan dari dua pemain ini yang hampir serupa terlihat jelas di lapangan, dan dengan semangat yang pantang menyerah menghasilkan banyak sekali duel yang mengundang tepuk tangan dan decak kagum penonton yang hadir di Rod Laver Arena.
Lalu apa yang membuat Naomi Osaka unggul? Sekali lagi kematangan.
Penonton di Rod Laver Arena, mayoritasnya tidak memiliki jagoan lagi---setelah jagoan Australia sekaligus unggulan pertama, Ashleigh Barty sudah tersingkir di babak perempat final, dan nampaknya ini yang membuat dukungan terlihat lebih banyak untuk Brady, karena soal berharap kejutan semata.
Di tengah dukungan penonton yang lebih kecil untuknya, dan beberapa kali kesempatan besar Brady mengambil break, Naomi tetap tenang. Dia tidak membiarkan emosinya menjadi berlebihan, determinasinya berkurang dan tentu mental juaranya tetap terpelihara sepanjang laga.
Misalnya di set kedua, ketika skor sudah 4-2, dan Brady berusaha mengambil break dari Naomi untuk menjadikan 4-3, Naomi tampak tenang dan tampil sabar. Beberapa kali memang Brady hampir mengambil set itu, yang bisa berarti merubah jalannya laga, tapi Naomi tetap unggul, dan meraih skor 5-2.
Brady terlihat memegang kepalanya setelah gagal mengambil kesempatan untuk membalikkan keadaan itu, pertanda bahwa sesudah 5-2. Setelah Brady menjadikan 5-3, dan Naomi kembali memegang servis, kemenangan sudah terlihat akan menjadi milik Naomi Osaka.
Di Winning speech, Naomi nampak kalem. Memberi selamat bagi Brady, memberi pujian untuk tim Brady, lalu baru bicara tentang tim dan dirinya.