Dalam laga itu, Serena seperti berhadapan dengan penerusnya dengan gaya bermain yang amat mirip. Jika selama ini, Serena mengandalkan power dan akurasi dalam pukulannya, maka Naomi juga demikian, hanya harus diakui Naomi yang lebih muda unggul dari kecepatan.
Artinya apa? Membicarakan Naomi dan bagaimana kekalahan yang diderita Serena, membuat Serena seperti semakin terbayang bahwa senjakalanya di lapangan tenis sudah di depan mata. Serena seperti tidak mau menerima keadaan itu, baginya selama dia masih kuat dia akan bermain.
Serena seperti ingin membuktikan bahwa dia masih bisa di hadapan putrinya, mimpi untuk kembali menjadi juara grandslam dan melewati rekor Mergareth Court itu masih bisa digapainya.
Akan tetapi, hari ini, mungkin saja Serena perlu belajar, bahwa memang janga berhenti untuk bermimpi, tapi tidak semua mimpi dapat menjadi kenyataan.Â
Serena tak perlu khawatir jika realita itu yang akan terjadi, karena bagi Alexis Olympia, saya dan banyak penggemar tenis, Serena sudah menjadi legenda di tenis. Sesuatu yang akan sangat membanggakan Alexia saat mulai beranjak dewasa. Serena tak perlu menangis lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H