Semarang kebanjiran gara-gara hujan lebat yang turun sejak Jumat, 5 Februari 2021 hingga Sabtu kemarin. Nampak banjir ini membuat perkonomian warga menjadi lumpuh dan dan arus lalu lintas antar kota-provinsi terganggu.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sendiri sudah menyampaikan alasan terjadinya banjir di Semarang itu. Menurut Ganjar, ada sejumlah pompa penyedot banjir yang ditemukan tak berfungsi secara optimal.
Temuan ini didapati Ganjar, setelah melakukan inspeksi ke daerah-daerah yang banjir, dan sudah menginstruksikan agar cepat diselesaikan dalam kondisi darurat penanganan banjir ini.
Banjir di Semarang sudah parah dan  di dunia maya riuh juga, bahkan menjadi viral.
Hal ini gara-gara netizen yang  ramai mengomentari sebuah video unggahan akun twitter Polda Jateng terkait laporan kondisi banjir dari seorang anggota polisi yang sedang berada di lokasi banjir.
Di unggahan  tersebut diberi caption demikian, 'Untuk Warga Kota Semarang dan sekitarnya agar waspada ya, beberapa titik ada genangan air. Saat ini masih terjadi hujan. Tetap utamakan keselamatan #JatengDiRumahSaja'.
Nah warganet ribut soal genangan dan banjir. Nampaknya netizen tidak terima jika air yang dalam video terebut sudah mencapai dada nyaris sampai leher orang dewasa itu disebut hanya dengan istilah 'genangan air' saja.
Mengapa ribut? Ternyata ada komparasi antara banjir di Jakarta dengan di Semarang ini. Warganet menganggap bahwa banjir Jakarta yang tak setinggi itu saja disebut banjir, tapi ini disebut hanya genangan.
Ramai-ramai warganet meminta agar harus ada redefinisi banjir dan genangan, agar jangan sampai salah dimengerti.
***
Ternyata banjir di Semarang dan keriuhan di dunia maya ini juga mendapat sorotan dan tanggapan dari pakar internet Indonesia, Ivan Lanin yang juga dianggap sebagai pakar bahasa Indonesia.