Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerka Arah Politik Ping-Pong untuk Anies

7 Februari 2021   13:59 Diperbarui: 7 Februari 2021   14:08 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Ada apa dengan isu-isu ini? Jawaban yang paling mungkin adalah para partai politik mesti mengambil ancang-ancang untuk menyiapkan posisi mereka terhadap posisi Anies nantinya.

Apalagi ada satu hal yang menarik yang mungkin dilupakan. Jika berlangsung serentak, maka Pilpres akan berjalan lebih dahulu daripada Pilkada.

Desain politik yang terlihat paling mungkin dan penting, jika koalisi pemerintah mau menggandeng Anies adalah untuk memastikan bahwa Anies turun di pilpres mewakili siapa, atau bernegosiasi dengan Anies untuk melepas pilpres dan turun di pilkada saja,

Ancang-ancang ini perlu karena situasi covid-19, lalu penolakan terhadap revisi UU membuat banyak calon potensial yang terjebak untuk berada di satu pilihan.

Perlu Dibaca : Menerka Politik Taktis Pertemuan Prabowo dan Anies

Maksudnya seperti ini; Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan akan diganti oleh pejabat sementara (pjs) pada 2022 nanti, mereka kehilangan panggung dan akhirnya mesti memilih bertempur di pilpres saja atau pilkada saja.

Hitung-hitungan ini, membuat para parpol, perlu memping-pong tokoh politik yang diincarnya, sekaligus mempersiapkan diri jauh-jauh hari, agar tidak terjadi tumpeng tindih dalam pengusungan calon.

Misalnya. Jika Anies dibujuk untuk ikut pilkada saja, maka tinggal dibereskan bagaimana poros-poros politik mempersiapkan calon untuk presiden nanti.

PDIP-Gerindra misalnya akan mengusung Prabowo-Puan, dan tanpa Anies maka jalan mungkin akan seperti jalan tol, mulus.

Akan tetapi negosiasi politik ini terus berjalan. Dalam politik, apapun bisa terjadi. Ketika kekuatan oposisi berkurang setelah Gerindra bergabung ke dalam pemerintah, Anies meungkin galau, dan "terpaksa" memilih untuk bergabung ke partai koalisi pemerintah.

Hanya, sekali lagi apapun bisa terjadi. Bisa saja ada partai koalisi pemerintah yang bermanuver demi Anies, tapi bukan sekarang, nanti, karena ketika bermanuver saat ini, akan merugikan, karena pemerintahan masih tersisa 3 tahun lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun