Ribka Tjiptaning nampak galau. Wanita yang sudah tak lagi muda ini harus menerima kenyataan bahwa politik itu keras. Loyalitas mesti menjadi pandu dan tak boleh ada pembangkangan. Ribka akhirnya hanya bisa menggerutu, dia dirotasi dari Komisi IX ke Komisi VII DPR RI.
"Di mana aja bisa berjuang untuk rakyat. Cuma lucu aja dokter ngurus minyak," ujar Ribka singkat, mengomentari kepindahannya.
Asal muasalnya memang dari komentar Ribka saat rapat bersama antara Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan pada Selasa (12/1/2021). Ribka mengeluarkan beberapa pernyataan yang dianggap kontroversial.
Pertama, soal vaksin, Ribka dianggap meragukan kualitas dan keamanan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Tanah Air.
"Saya tetap tidak mau divaksin. Mau sampai yang 63 tahun bisa divaksin, misalnya pun hidup di DKI semua anak-cucu saya dapat sanksi lima juta, mending saya bayar," ujar Ribka.
Kedua, soal vaksin yang dianggapnya dikomersialisasikan oleh pemerintah. "Saya cuma mengingatkan nih, kepada menteri, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya. Tidak boleh, mau alasan apa saja tidak boleh," kata Ribka.
Dua pernyataan Ribka ini tentu membuat terkejut dan riuh, khususnya PDI-P sebagai partai yang diwakilinya.
Ribka dipasang PDI-P disana untuk mendukung program pemerintah, apalagi latar belakangnya adalah seorang dokter dan ahli asuransi kesehatan.
Fraksi PDI-P bergerak cepat. Ribka mungkin dianggap sudah tak ingin lagi di Komisi IX. Mungkin juga  dianggap tidak nyambung dengan garis partai di Komisi IX, Ribka dipindahkan ke Komisi VII yang mengurusi tambang.
Ribka sendiri tak mau mengira-ngira alasan kepindahannya ini. Dia hanya berkata pendek. "Tanya pimpinan fraksi yang memindahkan saya," ucapnya.