Mau tidak mau bunyi genderang perang untuk Pilkada 2022 (jika tetap jadi) dan Pilpres 2024 semakin nyaring terdengar. Strategi, taktik dan manuver mulai dimainkan para politikus, meski belum terlihat begitu masif.
Para sounder, bisa juga disebut tukang ribut dari berbagai pihak juga mulai terus menyalak bersama buzzer.
Tak ada salah dengan itu, karena di politik dewasa ini, siapa lebih cepat, lebih bising atau bahkan lebih ribut di media sosial bisa membantu memenangkan pertarungan.
Di panggung dunia maya, hal itu biasa terjadi sebelum perhelatan resmi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Ferdinand Hutaehan, mantan politisi Demokrat yang sibuk bercuit, memberi komentar demi komentar pada kawan maupun lawan.
Kemarin, dalam postingannya yang seperti biasa berisi sindiran kepada Gubernur DKI, Anies Baswedan, Ferdinand ditanyai oleh salah satu follower, apakah jika Anies akan terjun lagi di Pilkada atau Pilgub DKI, Anies akan terpilih lagi.
 "Kira2 seandainya kalau PILKADA 2022 jadi dilakukan, apakah Bapak ini terpilih lagikah??? Kalau 2024 saya tidak begitu yakin," tanya akun @RingkotP.
Lalu Ferdinand menjawab. "Terpilih lagi? Hahahaha ya nggalah..!! 100%," jawab Ferdinand.
Sayangnya Ferdinand hanya menjawab pendek, sehingga perlu diinterpretasikan lebih jauh oleh pembaca, apa maksud Ferdinand dan apakah prediksi Ferdinand ini tepat, atau tidak keliru?
Ada beberapa hal yang dapat menjadi alas untuk melihat maksud dari cuitan Ferdinand ini;
Pertama, kita perlu melihat posisi politik Ferdinand saat ini, dan gestur komunikasi politik yang selama ini dedengungkannya.
Jika dilihat dari posisi ini, maka jawaban Ferdinand masuk akal karena ini pernyataan politik, tak mungkin Ferdinand mengatakan ya, karena Ferdinand saat ini adalah lawan politik.
Kedua, kita bisa lebih jauh melihat, calon lawan Anies nantinya. Apakah sekuat itu, sehingga Anies tak akan terpilih lagi? Perkembangan politik seperti memastikan bahwa lawan Anies yang pasti nanti adalah Tri Rismaharini atau Risma. Calon yang pasti diusung oleh PDI-P.
Pertanyaannya adalah apakah Risma akan sekuat itu. Bisa ya, bisa tidak. Selain menjual karakter dan kapabilitas, kekuatan politik Risma juga perlu orang-orang seperti Ferdinand untuk mem-back-up ketika pertarungannya adalah peperangan soal pencitraan di dunia maya.
Risma dapat dikatakan orang baru, dan anggap saja, baru merintis jalan. Memang terlalu prematur jika mengatakan Risma pasti menumbangkan Anies, namun Ferdinand perlu menjadi corong kepercayaan diri untuk kehadiran Risma.
Ketiga, ini memang hanya seperti test the waters. Narasi-narasi semacam ini perlu untuk minimal memancing bagaimana sikap dari lawan politik.
Di kubu Anies, memang belum terlihat pasti apakah strategi yang dipakau adalah berhadapan dengan Risma di Pilgub dulu baru turun nanti di Pilpres 2024, atau ikut Pilpres dan mengorbankan Pilgub.
Ya, yang dikatakan Ferdinand ini seperti pernyataan politis agar kubu Anies memikirkan ini secara cermat. Apakah kubu Anies mau kalah di Pilgub lalu akan kalah di Pilpres juga.
Nah, daripada kalah di Pilgub mending pikirkan saja Pilpres, karena ya tadi, jika kalah di Pilgub berarti kemungkinan besar akan bertekuk lutut juga di Pilpres.
Duga-duga ini tentu wajar. Karena dalam perkembangannya, kabarnya Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan turun Pilgub DKI.
Persoalannya sekarang ada di keputusan Anies nantinya. Anies mau turun arena Pilgub atau tidak. Jika Anies turun, kabarnya AHY siap berkorban menjadi Wagubnya , sedangkan jika Anies tidak ikut  maka kemungkinan besar duelnya adalah AHY versus Risma.
Jika benar duelnya adalah AHY vs Risma terjadi, dan dengan catatan bahwa rasionalitas pemilih nantinya tetap sehat tanpa intervensi sentimen isu yang lain seperti Pilgub sebelumnya , maka peluang Risma untuk unggul lebih besar.
Karena itu publik perlu menunggu. Akan tetapi, jika bicara sekarang, yang berarti duelnya kemungkinan Anies vs Risma, Â maka harus diakui bahwa Ferdinand dan pengusung Risma perlu bekerja lebih keras dari sekarang. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H