Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selingkuh Menjadi Tren 2021? Private Trip dapat Menjadi Penawarnya

6 Januari 2021   20:47 Diperbarui: 6 Januari 2021   20:54 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung berfoto di obyek wisata Bukit Cinta di Dusun Jatikerep, Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (5/4). Setelah listrik mulai menyala di Karimunjawa pada Mei 2016, pariwisata di daerah tersebut meningkat pesat. Sebanyak 200-250 turis mengunjungi situs itu setiap hari. I KOMPAS/KARINA ISNA IRAWAN

Saya hampir melakukan salto di udara ketika mendapatkan jawaban aduhai dari Rizal, teman kantor untuk pertanyaan apa yang akan menjadi tren 2021 ini. "Bro, kira- kira apa yang akan menjadi tren 2021 ini?" tanya saya. "Selingkuh om" jawab Rizal santai.

Melihat dahi saya mengernyit. Rizal lantas berusaha menjelaskan. " Masa pandemi ini, selingkuh jadi lebih mudah dilakukan om, apalagi melalui virtual" kata Rizal.

Selanjutnya Rizal bahkan memberi contoh beberapa temannya yang bahkan "selingkuh" saat work from home. "Lha, aktifitas virtual ini membuat beberapa teman menjadi liar om" lanjut Rizal, kali ini nampak seirus tapi tertawa, ambigu memang. 

Nampaknya beberapa pengalaman di sekitarnya membuat Rizal yakin bahwa tren perselingkuhan akan meledak di 2021. Mama ee...

Setelah Rizal sudah puas menjelaskan tentang perselingkuhan, saya baru diijinkan berbicara apa maksud saya bertanya tentang tren 2021 ini. 

"Begini bro, saya mau buat tulisan, soal tren 2021. Mungkin ada makanan, game atau bahkan fashion yang menurut bro akan menjadi tren, bukan perselingkuhan" kata saya mencoba menjelaskan.

Rizal lantas terlihat berpikir lalu mencoba mengorek. "Oh, gitu. Kalau makanan saya kurang mengerti bro, kalo game mungkin mobile game akan meledak, soal fashion mungkin baju transparan akan menjadi tren" ucap Rizal.

"Haah, Baju transparan, maksudnya?".

"Oh iya, maksud saya baju antivirus yang akan menjadi tren bro, bukan baju transparan. Saya sempat baca artikel tentang itu. Bahkan para desainer terkenal dunia sudah mendesain baju anti virus yang akan terlihat keren nantinya".

Meski sudah berusaha nyambung dengan arah pembicaraan saya, namun Rizal nampaknya kurang antusias bicara tentang baju antivirus dibandingkan dengan tema peselingkuhan tadi.  Akhirnya, diskusi kami terhenti dengan sendirinya. 

Setelah itu, biar tidak sia-sia pembicaraan tersebut, saya lantas mencari tahu apakah benar perselingkuhan benar-benar akan menjadi tren di 2021 nanti? Apakah sudah ada penelitian tentang ini? 

Menarik, karena meskipun tak banyak,  ada beberapa artikel yang mengiyakan bahwa perselingkuhan--khususnya untuk pasangan yang belum menikah, berpenguang menjadi tren 2021 apalagi saat pandemi masih melanda.

Ada dua penyebab ini terjadi . Pertama, stress yang disebabkan karena pandemi. Kesulitan dan persoalan yang semakin banyak menjadi salah satu penyebab rusaknya sebuah hubungan, khususnya ketika pasangan tidak menemukan metode yang tepat untuk membuat relasi tetap intim.

Ketika stress, relasi lalu menjadi renggang dan akhirnya masing-masing mulai mencari orang lain yang dapat dijadikan sebagai teman diskusi dan teman curhat. Perselingkuhan terjadi.

Kedua, masa pandemi yang membuat berubahnya aktivitas sehari-hari membuat relasi  yang lebih dalam dengan pasangan menjadi terhambat. Ya, tidak ada lagi malam mingguan, dan mulai disibukkan dengan kebiasaan baru. Ruang  pertemuan offline yang terbatas menjadikan relasi juga menjadi lebih sulit.

Di dalam adaptasi terhadap kebiasaan dan aktivitas yang baru ini, mungkin saja terciptanya  komunitas virtual yang baru dan akhirnya waktu dengan pasangan menjadi berkurang, dan menimbulkan persoalan ke depannya.

Tren Wisata Keluarga 2021, Private Trip?

Pengunjung berfoto di obyek wisata Bukit Cinta di Dusun Jatikerep, Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (5/4). Setelah listrik mulai menyala di Karimunjawa pada Mei 2016, pariwisata di daerah tersebut meningkat pesat. Sebanyak 200-250 turis mengunjungi situs itu setiap hari. I KOMPAS/KARINA ISNA IRAWAN
Pengunjung berfoto di obyek wisata Bukit Cinta di Dusun Jatikerep, Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (5/4). Setelah listrik mulai menyala di Karimunjawa pada Mei 2016, pariwisata di daerah tersebut meningkat pesat. Sebanyak 200-250 turis mengunjungi situs itu setiap hari. I KOMPAS/KARINA ISNA IRAWAN
Saya sendiri berpikir bahwa selingkuh mungkin tidak akan menjadi tren 2021. Banyak cerita baik bahwa pandemi ini malah menguatkan relasi. Ada suami istri yang memiliki waktu lebih banyak bersama dibandingkan sebelum pandemi.

Untuk pasangan yang belum menikah juga. Ketika pertemuan offline menjadi terbatas bahkan kepedulian terhadap pasangan menjadi meningkat. Waktu untuk menanyakan kabar semakin banyak dengan banyak ngobrol meski secara daring.

Lagian dari sisi psikologi tren dan sosial, perselingkuhan memang mesti dihindari. Dari sisi psikologi, dijelaskan bahwa tren itu timbul ketika manusia berpikir tentang sesuatu, lalu mempengaruhi orang lain, dan kehidupannya sangat berkaitan erat antar satu sama lain.

Artinya kita sepakat tren yang menjadi viral sebaiknya adalah hal positif bukan yang negatif kan?

Oleh karena itu, sebagai antithesis dari perselingkuhan akan menjadi tren 2021, maka saya berpikir bahwa kegiatan rekreasi atau refreshing yang mempererat relasi pasangan, suami istri dan keluarga sepertinya akan menjadi tren pada 2021 ini.

Di dalam pemikiran saya sekarang, sepertinya di tahun 2021  ini kegiatan wisata khususnya private trip akan semakin marak dilakukan.

Pembatasan yang disertai ketakutan yang membatasi wisata keluarga dan pasangan di tahun 2020 mungkin akan petjah pada 2021 ini. Meskipun demikian supaya tetap aman dilakukan di masa pandemi, maka pilihan terbaik  adalah private trip.

Private trip yang dimaksud adalah perjalanan wisata dimana kita dapat mengajak keluarga, kerabat atau pasangan untuk mengunjungi destinasi wisata yang kita suka dengan pelayanan yang lebih private dengan tidak menggabungkan trip dengan wisatawan lain. Menarik kan?

Ketika bepergian ke Bali pada Desember lalu, seorang kolega yang bekerja di sebuah resort/villa mengatakan bahwa pada 2021 nanti strategi pariwisata akan dibuat lebih spesifik. Ketika open trip betul-betul terbatas dan nampak masih tidak aman dari soal protokol kesehatan maka private trip diharapkan akan menjadi solusi dan menghidupkan kembali pariwisata disana.

Kita tunggu saja, gebrakan tren pariwisata di tahun 2021 ini, private trip mungkin menjadi tren dan prioritas.

Referensi : 1 -2 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun