Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Benar Jokowi Kangen Suara Fahri Hamzah?

23 Juli 2020   06:20 Diperbarui: 23 Juli 2020   07:25 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ANTARA/Andika Wahyu

Ada lagi majas sinisme; ini digunakan untuk menyindir sesuatu secara agak kasar ya, untuk mengkritik suatu keadaan' misal: "Benar nih kamu tak punya partai lagi, bukankah kamu orang yang paling dibutuhkan partai di seluruh dunia?" Nah, cakep kan?

Ibarat lagi buat sambal, cabe sedang diulek-ulek di cobekan, dengan sindiran-sindiran seperti ini, semakin diulek, maka cabenya semakin pipih, biji cabe sudah keluar kemana-mana, maka akan semakin pedas.

Teman kantor saya ada yang fasih memainkan sindiran-sindiran semacam ini. Dalam rapat, sindiran-sindirannya tepat mengarah ke jantung, menusuk perlahan sehingga sakitnya akan lama, ini butuh kecerdasan tingkat tinggi untuk melakukannya.

"Bapak memang hebat dalam soal manajemen, tetapi bla..bla..bla.." Nah, nyakitin juga pada akhirnya. Sebenarnya yang sudah dilakukan bapak sudah luar biasa, tetapi bla..bla..bla...

Apakah sindiran seperti ini sehat? Tentu saja tidak sehat, tetapi tergantung dengan siapa ini dilakukan. Dalam taraf Jokowi dan Fahry ini, menurut saya tepat sekali, asoy dan sedap.

Mengapa? Fahry ini politikus yang unik, menyindir dengan keras, tetapi juga tak mudah tersinggung disindir. Makanya tak jarang Fahry diundang untuk datang di acara stand up comedy, baik untuk meroasting atau melakukan aksi komika.

Menurut saya, Fahry cukup piawai menjadi seorang komika. Saya pernah menonton aksi komikanya, dan keren abis.

Fahry bisa menyindir pemerintah sekaligus menyindir dirinya sendiri, dia dapat melahirkan unsur keterkejutan yang membuat penonton tertawa cerdas dengan humor-humornya, ya dia bisa bicara data, mendapat tepuk tangan, sekaligus juga mendapat cemoohan. Untuk aksi komika ini Fahry pantas dapat sepeda.

Jika mau jujur, tanpa Fahry, politik negeri ini krang seru. Politik masih membutuhkan orang-orang seperti Fahry dan Fadly minimal untuk membuat ada opini-opini yang nyeleneh dan membuat keramaian. No Fahry, No Party.

Terakhir, menurut cerita Mahfudz, dalam pertemuan itu, Fahry juga sempat "membalas" Jokowi. Soal berat badan, Fahry mengatakan bahwa dirinya terlihat gemuk, karena di masa lockdown ini banyak orang yang di rumah saja dan makan terus, tetapi Jokowi malah terlihat bertambah kurus.

Nah, ini sindiran telak juga sebenarnya. Asyik juga nih sih Fahry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun