Ini kabarnya berkaitan dengan daerah pemilihannya di Riau II belum juga datang. Â "Ini kita sudah masuk sidang pertama, pulang ke dapil enggak bawa apa-apa. Jadi kita minta, apa kita buat polanya seperti tahun lalu, kira-kira seperti apa Bu Dirut?" kata Nasir bertanya kepada Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pada waktu itu.
Soal ngancam pecat juga pernah, Nasir bahkan meminta Sekretaris Perusahaan Pertamina untuk dicopot saja karena dianggap payah kerjanya. Untungnya tanpa gebrak meja, bisik-bisik saja mungkin.
Apakah permintaan Nasir dipenuhi? Tentu saja tidak. Â Permintaan memalukan ini sampai pada taraf penyampaian dan mungkin dicatat, tetapi sesudah itu tentu saja dicoret.
Nasir memang jagoan, mungkin seperti jagoan neon yang suka menyerempet bahaya. Sudah menjadi Anggota DPR selama dua periode, dua kali pula pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada 2011, Nasir  pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menjerat istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni.  Akhirnya Neneng divonis penjara selama 6 tahun, tetapi Nasir aman.
Terupdate adalah pada Mei tahun lalu, ruang kerja Nasir di Komisi VII DPR digeledah berkaitan penyidikan kasus dugaan gratifikasi yang diterima Bowo, soal pengurus Dana Alokasi Khusus (DAK). Nasir juga akhirnya aman.
Untuk Demokrat, Nasir mungkin aset, tetapi jika begini-begini terus cerita Demokrat mungkin akan kembali kelam. Jika tidak cepat dibina, ya duel-duel dengan Orias ini mungkin akan kerap terjadi, kontraproduktif bagi wajah Demokrat nanti.