Politisi Gerindra dan anggota DPR RI, Andre Rosiade nampaknya paling keras merespon sikap sesama kader senior, Arief Poyuono. Andre mengatakan jika Arief Poyuono tidak memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan DPP Gerindra (MKD), maka Andre mengusulkan agar Poyuono segera dipecat.
Poyuono memang sedang jadi buah bibir dan mengundang reaksi keras dari internal partai Gerindra sesudah pernyataannya tentang “PKI dimainkan Kadrun”. Pernyataan Poyuono dianggap tidak mewakili Gerindra, dan karena menjadi kontroversi maka harus dipertanggungjawabkan di hadapan MKD,
Mengapa Andre yang paling keras menegur Poyuono? Mungkin saja Andre merasa ini hal yang sangat gawat dan mesti cepat diselesaikan oleh partai, tetapi jika ditarik lebih jauh, kedua politisi ini memang sudah sering saling “banting” di dalam rumah.
Contoh terakhir ketika Andre Rosiade juga pernah dipersoalkan oleh internal partai soal “Penggeberekan PSK di Padang”. Saat itu kondisinya hampir sama, rekan politisi Andre juga riuh, tetapi yang paling ribut adalah Arief Poyuono.
Saat itu, Poyuono mengatakan bahwa PSK tersebut adalah korban politik kerakusan dan kesombongan Andre Rosiade untuk pencitraan. Singkat cerita, Andre diperhadapkan di MKD, dan dinilai tidak bersalah.
Kembali ke desakan Andre agar Poyuono dipecat jika mangkir atau terbukti bersalah di di hadapan MKD. Menariknya, setelah pernyataan ini dikeluarkan oleh Andre, internal partai nampak sangat berhati-hati menanggapi.
Misalnya, Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad yang menegaskan bahwa usulan pemecatan tidak bisa diberikan melalui media. Namun, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan mengambil langkah sesuai AD/ART partai jika Poyuono tak hadir dalam sidang klarifikasinya itu.
Ya, kuncinya memang Prabowo. Lalu bagaimana sikap Prabowo nanti terhadap pernyataan Poyuono ini? Apakah Prabowo akan memecat Poyuono?
Saya pikir tidak semudah itu. Hitung-hitungannya dengan Poyuono tidak selesai hanya karena pernyataan “PKI dimainkan oleh Kadrun”. Poyuono itu kader yang cukup lama, unik dan memiliki peran yang nampaknya sengaja disiapkan oleh Gerindra (baca; Prabowo).
Mengapa unik? Jika bicara sepak terjang Poyuono sejak Pilpres 2019 lalu, saya rasa Poyuono ini adalah kader Gerindra yang realistis sekali. Poyuono membela mati-matian Prabowo di Pilpres 2019, tetapi juga terbuka jika pada akhirnya Gerindra bergabung dengan Jokowi suatu saat nanti.
Setelah Prabowo kalah, Poyuono tak malu-malu mengatakan bahwa akan sangat baik jika Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi untuk membangun negara. Bahkan Poyuono yang paling awal membicarakan Gerindra sebagai rekan koalisi Jokowi yang kritis.