"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19," tulis Devara dalam surat terbukanya.
Adamas Belva Syah Devara akhirnya mengundurkan diri sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Alasan utama Devara adalah dirinya tidak ingin tidak ingin berpolemik soal Ruang Guru, yang terlibat dalam program Kartu Prakerja yang sedang berjalan. Devara memang adalah CEO Ruangguru.
Dalam surat pengunduran dirinya, Devara juga ingin menjelaskan bahwa proses penunjukan Ruang Guru juga sudah melalui proses verifikasi sesuai aturan yang berlaku sehingga tidak ada konflik kepentingan di dalamnya.
"Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja," kata Devara.
Surat pengunduran diri dibuat Devara pada 15 April 2020, dan langsung diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Â "Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya," kata Devara
Menurut Sekretaris Kabinet, Â Pramono Anung menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah menerima surat pengunduran diri Devara. "Memang benar, Presiden sudah menerima surat pengunduran diri dari Staf Khusus Presiden, Saudara Adamas Belva Syah Devara," kata Pramono.
*******
Keputusan  Belva Devara adalah sebuah hal yang positif, minimal kembali mengangkat citra stafsus milenial Jokowi di depan masyarakat. Harus diakui sejak awal, kiprah para anak-anak muda potensial ini dikritik karena dianggap hanya menghabiskan anggaran negara.
Apalagi ketika Andi Taufan mengalami persoalan "serius" karena melakukan tindakan maladminsitrasi dengan mengirimkan surat langsung kepada camat se-Indonesia dengan membawa nama perusahaannya sehingga dituduh sarat dengan konflik kepentingan.
Saat itu, banyak pihak yang menginginkan agar Andi mengundurkan diir, namun belum dilakukan oleh Andi, akhirnya harapan untuk para pemuda potensial ini bisa menjadi teladan nampak memudar.