Saya adalah salah satu yang mengamini sebuah frasa bijak yang mengatakan bahwa di dalam hal seburuk apapun pasti ada hal baik di dalamnya.
Hari minggu ini memang nampak berbeda bahkan sedikit aneh bagi saya. Untuk pertamakalinya sepanjang hidup, kebaktian minggu di gereja ditidakan, dan itu karena wabah covid-19.
Dua  hari sebelumnya Sinode Gereja sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak mengadakan kebaktian minggu, sayang Sinode nampak tidak tegas.Â
Sinode ternyata juga memberikan saran agar gereja yang tetap mengadakan kebaktian harus mengikuti protokol keamanan atau kesehatan. Seperti mencuci tangan sebelum masuk, memakai masker, duduk berjarak dan sebagainya.
Akibat dari dua opsi ini, Â ada gereja yang memang meniadakan kebaktian namun ada juga yang masih berani mengadakan kebaktian.
Dari hari Jumat itu, saya sudah memberitahukan kepada opa dan oma, begitu saya memanggil ibu dan bapak sekarang karena usia yang memang semakin menua dengan jumlahcucu yang terus bertambah. Namun himbauan saya diacuhkan, covid-19 dianggap masih jauh, apalagi sebagai majelis jemaat veteran, pantang bagi mereka untuk tidak bergereja.
Saya memang kuatir, karena bagi saya, covid-19 memang amat berbahaya bagi mereka yang sudah lanjut usia atau lansia ini. Usia opa dan oma sudah di atas 80 tahun.
Tanpa disengaja dan diharap, beban saya berkurang. Di Jumat malam, oma harus diopname karena vertigonya kambuh berbarengan dengan sakit lambungnya. Artinya, jika dirawat lebih lama, oma pasti tidak akan bergereja di hari minggu ini.
Bagaimana opa? Tadi malam---malam minggu, opa ke rumah sakit. Â Ternyara selain menengok oma, opa sekaligus ingin meminta ijin kepada kekasih hatinya untuk hari minggu ini bergereja, hebatnya oma mengiyakan. Jadi akhirnya, opa memang bergereja tadi pagi.
Dinihari tadi, di salah satu grup WA harapan saya agar opa menaati himbauan pemerintah sempat mengembang, karena beberapa gereja dengan genre yang sama yaitu gereja tradisional,  memutuskan untuk meniadakan kebaktian. Sayangnya, gereja kami tidak, tetap mengadakan kebaktian sehingga  opa pergi bergereja, pukul 6 pagi.