Paling tidak ada dua konteks berita online tentang Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan yang menarik perhatian saya kemarin.
Kebetulan kedua berita itu dikaitkan dengan dicalonkannya  Ahok oleh Jokowi sebagai Ketua Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN).
Menurut saya berita itu sama, namun cara membidiknya berbeda. Karena cara membidik itu yang berbeda, maka perspektifnya juga akan berbeda bahkan terkesan kontras.
Berita pertama menuliskan bahwa Luhut belum yakin bahwa Ahok akan menjadi calon terkuat sebagai Ketua Badan Otorita IKN dibandingkan tiga calon lainnya. Luhut bahkan mengatakan bahwa ada calon lain yang nampak lebih kuat.
Berita kedua membidiknya dengan lebih personal, yaitu kunjungan Ahok ke kantor Luhut.Â
Dari berita ini diduga bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan dukungan atau restu dari Luhut demi tugas baru Ahok nanti sebagai Kepala Badan Otorita IKN.
Selanjutnya dituliskan ada bantahan dari Luhut sendiri, kabarnya kunjungan tersebut hanyalah kunjungan untuk membicarakan dana CSR Pertamina yang ingin digunakan untuk mendukung program kemaritiman.
Benarkah demikian, apa hanya hal tersebut yang dibicarakan?
Secara pribadi, untuk konteks kedua saya menduga bahwa pembicaraan tentu lebih dari sekedar soal dana CSR dan program kemaritiman, namun saya tidak ingin membahasnya lebih lanjut tentang ini secara spesifik.
Saya lebih tertarik untuk  melihat peran yang sedang dimainkan oleh Luhut untuk "menjaga" Ahok dari setiap opini yang berkembang  baik pro dan kontra atas pencalonannya sebagai Kepala Badan Otorita IKN.
Untuk lebih menarik, saya ingin melihatnya dari tamsil sepak bola.Â