Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Segan Menghardik Penyebar Hoax Virus Corona di WA Grup

5 Maret 2020   20:59 Diperbarui: 5 Maret 2020   21:05 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hoaks, hoax(Shutterstock)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menghardik itu berarti mengata-ngatai dengan kata-kata yang keras; membentak-bentak.  

Jika itu diimplementasikan ke bahasa tertulis di WA grup dan lain-lain, maka definisi saya adalah membalas postingan dengan kalimat atau gambar yang membuat lawan komunikasi bungkam karena telah merasa melakukan kesalahan fatal dengan menyebarkan hoax.

Saya sudah pernah dihardik di grup WA sehingga menghardik bukanlah hal yang baru bagi saya. 

Ceritanya begini. Dua hari kemarin, isu tentang masuknya Virus Corona di Indonesia berimbas juga pada penyebaran berita di Kota Kupang, tempat saya tinggal.

Di salah satu WA grup yang saya ikuti, berita tentang masuknya virus corona di Kupang membuat grup menjadi berisik. Berita itu tentang seorang warga Kupang yang baru habis bepergian  ke Singapura lalu pulang dan  memeriksakan diri ke Puskesmas Oebobo karena batuk-batuk,

Nah, Oebobo ini adalah nama kelurahan yang sangat dekat dengan rumah saya. WA Grup ini diisi oleh para bapak-bapak yang beberapa di antaranya memegang posisi sebagai Ketua RT atau RW di kelurahan tersebut.

Berita menjadi semakin menghebohkan karena pasien ini kabarnya telah diminta oleh pihak puskesmas untuk segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit tertentu untuk mengecek apakah ini terkena Virus Corona atau tidak.

Akan tetapi, berita yang telah viral tersebut dituliskan bahwa pihak rumah sakit tidak pernah melayani pasien tersebut, sehingga dicurigai pasien tersebut bersembunyi di rumahnya sehingga perlu digerebek atau dicek oleh para Ketua RT RW  tersebut.

Saya mulai mencurigai berita ini cenderung ke hoax karena nama dan identitas pasien tersebut disebarkan juga di WA Grup. 

Saya lantas bertanya dalam hati bukankah identitas pasien seharusnya dirahasiakan, apalagi belum terbukti juga mengidap Virus Corona?

Persoalannya otak dari penyebar berita ini dikenal sebagai tenaga medis yang terpercaya di tempat saya tinggal. Itulah yang membuat saya heran sehingga menahan diri untuk mengklarifikasi penyebaran berita tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun