Seperti diberitakan Kompas.com, Huang Xiqiu  pernah datang ke Jember untuk mengikuti reuni sekolah tersebut yang diadakan pada 2010.
Kebetulan bertepatan dengan reuni ke-110 bagi para alumni Chung Hua School tahun ini, Huang Xiqiu  juga diundang, namun di tengah kesibukannya, Huang diragukan akan datang.
Huang yang lahir pada tahun 1941 ini, belajar hingga tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Chung Hua School dan  melanjutkan sekolah menengah atas (SMA) di Surabaya baru berangkat ke China.
Sayangnya, sekolah Chung Hua  tersebut sudah tutup sejak tahun 1966 dan sekarang, letak dimana sekolah tersebut berada telah berubah menjadi kompleks Pertokoan Mutiara di Jl. Diponegoro, Jember.
Secara kompetensi, Huang Xiqiu memang tenar di China. Sebelum merancang Huoshenshan, Huang Xiqiu juga pernah terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Khusus Pasien Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Xiaotangshan di Beijing pada 2003 lalu
Media pemerintah China melaporkan bahwa bangunan-bangunan Huoshenshan dimodelkan sama dengan Rumah Sakit Xiaotangshan Beijing. Proyek  Xiaotangshan  tak kalah hebatnya karena dibangun pada 2003 hanya dalam tujuh hari.
Akan tetapi tidak akan mudah karena desain itu mesti direvisi dengan cepat karena cetak biru untuk Xiaotangshan  tidak bisa digunakan karena secara kondisi medan dan desain semuanya namapk berbeda.
Misalnya, fitur fitur desain Rumah Sakit Huoshenshan  yang dijelaskan Pemerintah Wuhan seperti penggunaan tekanan udara negatif untuk memastikan bahwa udara berventilasi mengalir ke, tetapi tidak keluar dari, bangsal terisolasi.
Publikasi tentang profil Huang Xiqiu yang berasal dari Indonesia ini, juga memiliki maksud. Diharapkan kedekatan-kedekatan seperti ini membuat relasi antara Indonesia dan China dapat terus terjalin erat di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H