Terkadang menceritakan persoalan rumah tangga bagi beberapa orang dianggap tabu. Akan tetapi kebijaksanaan untuk dapat memilih kelompok atau teman yang tepat untuk berbagi cerita juga penting dan berguna.
Jika memang tidak memiliki teman, komunitas apalagi tertutup, lalu siapa yagn dapat dimintai pendapat. Seorang teman memberi saran bahwa tokoh agama dapat menjadi teman konseling yang baik.
Apapun itu, teman atau komunitas yang baik untuk berbagi itu amatlah penting. Â
Kedua, hati-hati berbagi masalah rumah tangga dengan lawan jenis. Diceritakan, Jefry yang adalah selingkuhan Zuraida ternyata dekat ketika Zuraida mulai curhat masalah rumah tangganya.
Seorang bapak pernah menasihati, bahwa masalah suami istri jangan sempat pernah keluar dari kamar tidur, kamar tidur bukan rumah. Artinya amat pribadi, dijaga dan jika bisa diselesaikan secara berdua. Jika keluar, harus siap saja mendengar berbagai interpretasi yang mungkin tidak membantu.
Persoalan juga bisa menjadi lebih pelik ketika mengambil resiko dengan menceritakan persoalan rumah tangga kepada lawan jenis.
Peran suami atau istri seperti ingin dipindahkan ke orang ketiga tersebut, batasan akan terlalu tipis, karena perasaan tersakiti lalu berusaha dimengerti oleh orang ketiga tersebut. Jika tidak bijak, maka relasi akan akan semakin dekat, dan perselingkuhan amat mungkin akan terjadi.
Sejatinya, ruang curhat itu adalah intimacy yang amat berharga bagi suami istri. Jika hilang karena kesibukan dan persoalan lainnya, maka rumah tangga ibarat seperti istana pasir yang tinggal menunggu waktu untuk ambruk.
Makanya nasihat tentang sesibuk apapun, harus tetap ada waktu berdua untuk suami istri amatlah penting. Seorang teman bahkan sesekali menitipkan anak-anak mereka untuk memiliki waktu istimewa dengan istri mereka, meski hanya untuk beberapa jam.
Sekali lagi, memberi waktu dan rasa untuk lawan jenis, mendengarkan cerita sedih bisa jadi bukan menyelesaikan persoalan, tetapi dapat menambah masalah. Jika dapat hindari melakukannya, meski dalam beberapa kasus mungkin akan berhasil, tetapi kita tidak bisa memastikan keberhasilan yang dialami oleh orang lain akan dialami oleh kita kan?
Dua hal sederhana semoga dapat berguna, meski yang mengerti akar masalah sebenarnya hanyalah Zuraida dan Jamaludin sendiri.