Sebagai informasi, pemprov DKI Jakarta memiliki 478 pompa di 176 titik lokasi.Â
Sebelumnya, Anies Baswedan bahkan mengklaim seluruh pompa bisa berfungsi dengan baik, tentu sebelum diterjang awal tahun ini.
Meskipun masuk akal beberapa penjelasan ini, karena sudah terlanjur dilaporkan, masih perlu penyelidikan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dapat diajukan.
Apakah benar pompa mati karena banjir merendam alat tersebut, atau karena memang tidak berfungsi karena tidak dimaintanance dengan baik dan dicek sebelum banjir?Â
Kedua, apakah perkiraan pompa mobile juga tepat sehingga bisa membackup situasi yang sulit diprediksi?
***
Di sisi lain, Â pemeriksaan anak buah Anies Bawedan bisa dikatakan bukanlah "peristiwa" biasa.
Cukup jarang, banjir sebagai bencana membuat masyarakat berani untuk melaporkan pihak tertentu, dalam hal ini pemerintah .
Oleh karena itu, tidak sedikit yang merasa bahwa mungkin saja ada kepentingan politik di dalam pelaporan yang tak biasa ini.
Meskipun demikian, anggapan ini bisa juga tidak adil karena di tengah penderitaan warga akibat banjir, warga yang menjadi korban dan merasa dirugikan juga memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak yang dianggap berwenang.
Jika berjalan dalam rel yang benar, maka ini dapat menjadi evaluasi sekaligus dapat memperbaiki kinerja aparatur di Pemprov DKI agar semakin baik dalam menangani banjir.