Darimana kejeniusan ini dibentuk dengan mental bermain yang kuat? Mau tidak mau saya akan menyuguhkan sebuah fakta bahwa Park Hang Seo adalah asisten pelatih Guus Hiddink, pelatih Korsel saat Piala Dunia 2002.
Ah, hanya seorang asisten saja, apa yang bisa dibanggakan? Saya akan berikan dua hal yang membuat Park Hang Seo istimewa. Pertama, Guus Hiddink adalah salah satu pelatih Eropa di jamannya yang terkenal jenius dan fasih memainkan total football.
Pada umumnya total football itu adalah taktik menyerang ala Belanda di era kepelatihan Rinus Michels, akan tetapi di tangan Guus Hiddink, kata total football itu dapat diwakilkan dalam satu kata yaitu "ringkas".
Ya, ringkas karena Filosofi total football memang bukan soal taktik 4-3-3, tetapi yang penting adalah saat menguasai bola semua anggota tim  menyerang dan saat tidak menguasai bola, semua anggota tim akan total bertahan.
Saya pikir inilah gaya yang dimainkan Park melalui Vietnam dengan amat sempurna di final SEA Games. Vietnam bermain dengan amat solid, tajam saat menyerang, mematikan saat set piece dan "curang" dengan bermain keras saat bertahan.
Kedua, jika mengingat Piala Dunia 2002, ingatlah pertandingan antara Korsel melawan Italia. Saya sempat beberapa kali menyaksikan highlight pertandingan antara tuan rumah Korsel melawan Italia tersebut, kebetulan Park Hang- Seo juga sempat beberapa kali tertangkap kamera.
Pertandingan di babak perempat final tersebut bagi penikmat bola dikenang sebagai pertandingan yang kontroversial akibat ulah wasit Byron Moreno. Dalam pertandingan tersebut Fransesco Totti dikartu merah di babak perpanjangan waktu.
Italia yang lebih dulu unggul melalui gol Christian Vieri, harus menyerah setelah di menit ke-88, Seol Ki-Hyeon mengoyak jala gawang Gianluigi Buffon dan akhirnya Ahn Jung Hwan menuntaskan perjuangan Italia sesudah membuat golden goal di menit ke-117.
Seusai gol tersebut, Guus Hiddink berlarian kegirangan bersama Park Ji Sung dkk, lalu berpelukan bersama tim kepelatihan. Nampak Park Heng Seo juga disana.
Korsel memang diuntungkan, tetapi jika harus jujur Italia juga kesulitan menghadapi Korsel yang pantang menyerah sepanjang laga dengan dukungan hampir 40 ribu pendukung di DaeJon Stadium, 18 Juni 2002.