Hal ini dipandang amat perlu diperhatikan  karena jika dipandang dari segi stamina untuk terus bermain dalam intensitas yang tinggi, Vietnam tentu berada setingkat di atas Myanmar. Di pertandingan di fase grup, Vietnam tak hentinya menekan Indonesia hampir sepanjang 90 menit.
Mungkin karena kesulitan menjaga tempo pertandingan, pada akhirnya Egy Vikri dan Firza Andhika yang terus naik turun tanpa henti menyerang terpaksa lebih dahulu meninggalkan lapangan karena mengalami cedera akibat kelelahan.
Terakhir dan tak kalah penting adalah keefektifan mengkonversi peluang yang diapatkan untuk menjadi gol.
Pertandingan semifinal kemarin mungkin akan terlihat lebih mudah dan tak perlu diselesaikan melalui perpanjangan waktu apabila dari sekian banyak peluang mampu dikonversi menjadi lebih dari dua gol.
Hitung saja berapa kali peluang yang bergantian didapatkan Osvaldo Haay, Egy, Saadil atau bahkan Evan Dimas yang gagal dijadikan gol.
Memang Ronaldo atau Messi saja pernah membuang peluang gol, hanya saja probabilitasnya jangan terlalu banyak seperti kemarin. Melawan Vietnam, jika hal itu terjadi lagi, maka hanya penyesalan saja yang akan tersisa terutama karna terlalu banyak membuang peluang.
Di luar 3 koreksi ini, apresiasi tetap wajib diberikan kepada Evan Dimas cs. Mereka tampil amat hebat dengan daya juang tanpa henti di babak semifinal. Indra Sjafrie menjanjikan bahwa puncak penampilan mereka adalah di babak final melawan Vietnam nanti.
Kita tunggu saja. Semoga soal konsentrasi, menjaga tempo dan mengkonversi peluang menjadi gol menjadi catatan yang dapat diperbaiki dalam penampilan di babak final. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H