"Indonesia selalu begitu, tak pernah maju-maju. Sudah unggul, lalu kalah, percuma!" ujar seorang teman bernama Roby ketika timnas U-22 Indonesia dikalahkan Vietnam 1-2. Roby pantas kecewa karena  Osvaldo Haay cs sempat unggul 1-0, tetapi mampu dibalikkan Vietnam dengan dua gol.
Soal timnas, baik senior maupun junior, Roby mengatakan dirinya sebagai seorang yang fanatik. Roby itu memang ingin melihat timnas Indonesia tampil sempurna, mungkin seperti penampilan Perancis di Piala Dunia 2018, harus tanpa cela.
Hanya kasihan, karena kefanatikannya terkadang dia nampak frustrasi. Saat Indonesia menang atas Thailand dan Singapura, dia juga tak tampak sempurna bahagia. Bagi dia seharusnya, Thailand atau Singapura tanpa peluang, artinya menurut Roby, Indonesia hanya beruntung.
Terakhir, waktu menang atas Brunei Darusalam dengan skor telak 8-0, Â Roby memang bahagia, tapi memberi catatan karena di babak pertama, tak sedikit Brunei juga menciptakan peluang. Roby berharap, Brunei terus tertahan di setengah lapangan.
Saya sih menduga, Roby akan frustrasi berat jika gagal mengalahkan Laos nanti di pertandingan penentuan. Mungkin bisa saja Roby akan gila.
Saya jelas tidak mau gila, saya pecinta timnas tapi berusaha lebih sehat untuk menikmati pertandingan demi pertandingan timnas nantinya. Â Paling tidak ada 3 (tiga) cara sehat yang berusaha saya lakukan agar menjaga hal ini.
Pertama, jangan terlalu berekspetasi terlalu tinggi terhadap Evan Dimas cs. Mungkin banyak penikmat bola yang berharap terlalu besar kepada timnas U-22 ini. Dari segi penampilan berharap tampil apik seperti Barcelona atau mungkin Liverpool.
Berharap Evan Dimas seperti Xavi Hernandez, Egy Vikri seperti Lionel Messi dan Osvaldo Haay seperti Luis Suarez. Sayangnya, hal itu kelihatan seperti terlalu muluk. Egy Vikri, sebelum melawan Brunei tampil dibawa performa seorang yang sudah menjajal Liga Eropa meski kasta dua Polandia. Begitu juga dengan yang lain.
Dari sisi prestasi, jangan "gila" dengna berharap terlalu berlebihan terhadap mereka. Kasihan anak-anak muda ini, jikalau gagal maka akan dibully habis-habisan.
Perlu diingat dari segenap rakya Indonesia, emas terakhir sepakbola yang didapat di ajang Sea Games hampir 30 tahun lalu, saat SEA Games 1991 digelar di Filipina.
Syukuri saja jika mampu lolos dari grup, jika tak lolos grup, syukuri bahwa timnas telah mengalahkan Thailand, lawan yang selalu sulit dikalahkan di ajang manapun.