Pada Pemilu 1999, Partai Uni Demokrasi Indonesia yang dipimpin Sri Bintang ternyata gagal meloloskan wakilnya di Senayan.
Lama tak terdengar, dan hanya bisa mengeluarkan pendapat dalam pertemuan dan diskusi, pada Desember 2016, Sri Bintang ditangkap bersama para aktivis lainnya seperti Ratna Sarumpat, Kivlan Zein, Rachmawati Soekarnoputri dan Ahmad Dhani.
Polisi lalu menangguhkan penahanan Sri Bintang sebagai tersangka makar karena alasan kesehatan dan Sri Binang dilepas pada 15 Maret 2017 dan dikenakan wajib lapor.
Dari catatan ini, Sri Bintang memang kontroversial dan "susah diatur" untuk kawan maupun lawan. Pada Mei 2018, dalam diskusi bertajuk 'Peringati Lengsernya Soeharto, Amien Rais, Bapak Reformasi?', Sri Bintang mengatakan bahwa Amien Rais itu bukan bapak reformasi dan pengkhianat.
"Amien Rais menyimpang. (Bukan bapak reformasi) bisa dibilang begitu," kata Sri Bintang.
"Amien Rais itu pengkhianat. Dia pernah mengatakan sudah minta maaf kepada ini-itu dia harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang kesalahannya melakukan amendemen," tambah Sri Bintang.
Saat itu juga, Sri Bintang mengatakan saat itu Amien mendukung Gus Dur menjadi presiden dan sesudahnya Amien mendukung Megawati.
Kubu di pihak Amien Rais sempat geger dengan pernyataan Sri Bintang, bahkan beberapa tokoh seperti Fahri Hamzah meminta agar Sri Bintang jangan mau diadu domba dengan Amien Rais.
Kemarin, Rabu 4 September 2019, Sri Bintang Pamungkas dilaporkan  ke Polda Metro Jaya karena pernyataan mengenai 'penjatuhan Jokowi' oleh Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).
"PITI keberatan atas pernyataan video yang beredar di YouTube di mana bahwa Sri Bintang Pamungkas mengajak rakyat Indonesia untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden Jokowi pada tanggal 20 Oktober 2019," kata Ketua Umum PITI, Ipong Hembing Putra di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Petikan pernyataan Sri Bintang di video yang dilaporkan  ke polisi itu sebagai berikut, "Jadi saya kira apa yang anda sampaikan bahwa tidak ada cara lain, tidak ada cara lain kecuali Jokowi harus mundur dan kalau sampai terlambat, jangan tunggul tanggal 20. Sekarang-sekarang harus ada persiapan untuk menjatuhkan Jokowi karena apa, karena dia telah melakukan tindakan makar terhadap republik ini,"