Jika harus menduga, persinggungan antara Susi dan Veronica, bisa dikatakan cukup jelas, yaitu soal aktifitas di Surabaya.
Susi memang berbasis massa di Surabaya karena diketahui pernah menjadi caleg DPRD Kota Surabaya dari Partai Gerindra Meskipun dari ketersinggungan partai tidak terlihat, akan tetapi soal aktifitas Veronica di Surabaya apalagi yang berhubungan dengan Asrama Mahasiwa Papua (AMP) bisa saja dapat dihubungkan.
Veronica adalah aktifis  yang pada akhir tahun 2018 kemarin, menjadi salah satu  advokat HAM dari Civil Liberty Defenders yang sibuk menjadi perantara negosiasi antara polisi dengan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat terjadi permasalahan dalam aksi damai di Surabaya.
Veronica memang  aktif sebagai aktivis dan merupakan pengacara publik yang kerap berhubungan dengan isu-isu Papua, pengungsian internasional dan pencari suaka. Artinya, Veronica meski tidak langsung berada di tempat insiden tetapi sangat mengetahui seluk beluk AMP.
Jika saling mengenal, maka pertalian kasus ini akan menarik sekali untuk ditunggu. Pertanyaan tentang apakah Veronica berhubungan dengan salah satu partai politik seperti Gerindra juga dapat dipertanyakan.
Catatan Veronica terhitung "bersih" soal kepartaian, akan tetapi kehadirannya pada aksi di Jakarta dalam demo minta pembebasan Ahok pada 2017, namun dalam orasinya menyindir atau bahkan menghina Jokowi dapat dipertanyakan, bahkan diduga  Veronica berafiliasi dengan salah satu partai politik.
Jika tidak bertalian secara politik pun tetap masih menarik. Karena bagaimana peran Susi maupun Veronica memang berbeda. Susi menjadi Korlap untuk "memanas-manasi" suasana, sedangkan Veronica menjadi provokator melalui media sosial. Ini seperti bumbu dapur yang diperlengkapi.
Lebih dalam lagi dan paling menghebohkan adalah jika mendapati bahwa peran Veronica ini, Â pada akhirnya ditemukan berhubungan dengan Benny Wenda, sosok warga negara asing yang berdarah Papua yang dianggap menjadi dalang kerusuhan Papua.
Jika ini benar, dari runtutan pertanyaan diatas, bayangkan, Tri Susanti, Veronica Koman dan Benny Wenda dalam sebuah pertalian yang by design, akan berbahaya sekali.
Akan tetapi asumsi-asumsi ini hanya bisa dibuktikan kebenarannya apabila Veronica bisa dipaksa pulang dan bertemu dengan Susi lalu diadakan konfrontir untuk menemukan pertalian yang dimaksud.
Selebihnya, kita berharap, dampak yang diakibatkan insiden ini dapat mereda, dan akhirnya kembali damai.