Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menghadang Sri Mulyani Jadi Menteri, Strategi Cantik PDIP?

21 Agustus 2019   15:16 Diperbarui: 21 Agustus 2019   15:37 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semuanya dilengkapi dengan prestasinya sebagai Finance Minister of the Year 2019 Global and the Asia Pacific. Gelar yang melengkapi prestasi sejenis,  seperti  dianugerahi Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 dan terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Strategi PDIP?

Mari kita berpikir di luar pemukaan, ada apa dengan penolakan PDIP  terhadap Sri Mulyani ini, apakah PDIP sedang memainkan strategi tertentu ? Secara politik, tentu saja ada.

Ada sebuah konsep menarik yang disebut sebagai logic and languange Konsep ini menyebutkan bahwa seringkali bahasa mempunyai tujuan yang sangat banyak ketika digunakan untuk menyampaikan informasi tertentu. Sebuah pernyataan tertentu bisa jadi hanya bersifat menjelaskan sesuatu. Namun, ia juga bisa bertujuan untuk mengajak orang melakukan hal-hal tertentu tergantung konteks dan cara penyampainnya.

Ada dua kemungkinan untuk melihat ini. Pertama, sektor Keuangan dan Perekonomian di wilayah Sri Mulyani adalah sektor yang seksi sekarang dan menjadi incaran banyak partai, salah satu yang isunya sedang membesar adalah keingingan Gerindra untuk menguasai sektor ini sebagai kompensansi rekonsiliasi.

Persoalannya adalah bagaimana caranya membuka jalan untuk menguasai sektor ini sekaligus memberikan tempat untuk Gerindra sebagai bentuk rekonsiliasi antara PDIP dan Gerindra? Salah satunya adalah membuat profil Sri Mulyani kembali terlihat buruk.

Harus diakui, tidak banyak sosok yang dapat menyamai Sri Mulyani minimimal dari pengalaman dan prestasi, sehingga memaksa Sri Mulyani lengser dan digantikan profil lain apalagi dari Gerindra bukanlah suatu hal yang mudah, kecuali memperlihatkan hal yang buruk.

Kedua, sebaliknya PDIP memang sedang memperkuat posisi Sri Mulyani di dalam kabinet. Membuka ruang perdebatan tentang Sri Mulyani, membuat publik juga akan dibukakan tentang prestasi dan keberhasilan dari seorang Sri Mulyani.

Meskipun bukan orang partai, Sri Mulyani terkenal dekat dengan Jokowi dan Megawati, artinya membiarkan Sri Mulyani tetap di posisinya, secara tidak langsung memperkuat posisi Jokowi dan juga Megawawati atau PDIP, sekaligus menghalau niat partai lain untuk melirik posisi yang amat penting.

Kita tunggu saja, bagaimana strategi ini terus akan dimainkan oleh PDIP, sambil mengingat bahwa menuju Oktober nanti apapun dapat terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun