Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatusi nampaknya sedang "emosi". Susi merasa perlu membela diri karena dituding oleh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2001-2004, Rokhmin Dahuri yang menyebut ekonomi perikanan di tangan dirinya hancur lebur.
Susi lantas memperjelas pada Rokhmin bahwa di tangan dirinya yang hancur lebur adalah para pencuri ikan, bukan ekonomi sektoral di bidang perikanan.
"Yang bangkrut dan hancur lebur adalah industri pencuri ikan... Industri pencurian ikan memang saya bangkrutkan. Masa ada industri pencurian ikan kok dibiarkan!!!!!" tulis Susi di akun Twitter resminya, @susipudjiastuti, Rabu (7/8/2019).
Rohkmin sepertinya memang nampak tak asal bicara, Guru besar Fakultas Perikanan dan Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyebutkan beberapa hal sebagai indikator.
Menurut Rokhmin, cukup banyak industri perikanan gulung tikar karena kebijakan Menteri Susi yang terus-terusan menerbitkan larangan.
 "Masalah utamanya di ekonomi sektoral hancur lebur. Walaupun dari sudut penegakan hukum saya kira sudah cukup membuahkan hasil. Paling tidak, ada efek jera soal illegal fishing, soal konservasi juga," ujar Rokhmin dalam sebuah seminar di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Selain itu, Rokhmin juga menilai Menteri Susi kurang menangkap peluang pengembangan industri perikanan. Salah satunya budidaya perikanan (aquaculture). Padahal, potensinya di Indonesia sangat besar.
Sebenarnya, jika kita mau obyektif melihat perdebatan ini, Rokhmin tidak sepenuhnya mengkritik Susi. Di dalam acara yang sama, Rokhmin juga memuji Susi.
Rokhmin yang juga  Ketua DPP PDIP Bidang Kemaritiman ini mengakui bahwa keberhasilan Susi membuat munculnya efek jera terkait praktik illegal fishing oleh nelayan asing adalah sesuatu yang memang perlu diapresiasi.
Selain itu Rokhmin juga memuji dwelling time arus bongkar muat barang di pelabuhan yang menurutnya kini menurun dari semula 8,5 hari menjadi 4 hari.
Susi Pudjiastuti memang luar biasa.