Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Hori, Si Penggadai Istri Senilai 250 Juta

15 Juni 2019   06:07 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:50 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hori, sang Penggadai Istri ditahan kepolisian I Gambar : Tribun

Kumis tebal yang menghiasi wajah pria berusia 43 tahun itu  membuat dia tampak cukup sangar. Ucapannya terkadang bernada tegas, tetapi sesekali dia terdiam ketika diinterogasi polisi.

Nama pria itu adalah Hori bin Suwari, dia baru saja ditangkap karena membacok seorang pria bernama Muhammad Toha. Pembacokan salah sasaran yang membuat dirinya juga diketahui telah menggadaikan sang istri, Lasmi kepada Hartono dengan mahar senilai 250 juta.

Lumajang heboh, ibu kota sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur tersebut menjadi  populer karena kisah yang melibatkan tiga tokoh utama, Hori, Lasmi, dan Hartono.

Pada awalnya kisah ini bermula saat Hori ingin kehidupannya lebih baik. Ia ingin berusaha, kesehariannya sebagai pekerja serabutan membuat dia ingin membanting setir menjadi seorang pengusaha. Tetapi Hori membutuhkan modal, cukup besar 250 juta. 

Di desa Sombo, ada seorang bernama Hartono yang mau meminjamkan uang  pada Hori. Tetapi tentu harus ada jaminan. Setan apa yang ada di kepala kedua pria sebaya ini, ketika bertemu mereka bersepakat bahwa yang menjadi jaminan pinjam uang ini adalah Lasmi, yang adalah istri Hori. Lasmi tak dapat berbuat banyak, tugas sebagai istri berpindah untuk sementara dari Hori kepada Hartono.

Hampir setahun berlalu, kehidupan Hori tak berubah. Usahanya tak berkembang, bahkan uang seperempat miliar tersebut, lebih banyak dipakainya untuk berjudi. Nampak gusar, Hori teringat dan rindu kepada istrinya, Lasmi.

Suatu hari, Hori pergi menemui Hartono, untuk meminta agar istrinya dapat dikembalikan. Hartono tak mau begitu saja, karena perjanjiannya adalah uang 250 juta harus dikembalikan utuh.

Hori berpikir keras, lalu kembali menawarkan untuk Hartono mau menerima sebidang tanah demi Lasmi dikembalikan. Hartono tak mau, Hartono ingin uang kontan, bukan berupa tanah. Hori tak bisa berbuat apa-apa, pulang dengan geram.

Malam 11 Juni, setan di kepala Hori berhasil menghasut Hori bahwa satu-satunya jalan agar utang lunas, dan Lasmi kembali adalah dengan membunuh Hartono. Sebilah parang, dimasukan Hori dibalik bajunya, Hori pergi ke Desa Sombo.

Gelap mata, di tengah perjalanan, Hori bertemu dengan Mohammad Toha. Pria tak tahu apa-apa yang sialnya, sekilas dilihat Hori mirip dengan Hartono. Hori terlihat kesetanan membabat Toha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun