Momen Idul Fitri dimaknai sebagai kesempatan untuk  saling bersilaturahim dan saling bermaaf-maafan. Kesempatan untuk menyatukan yang putus, mengurai yang kusut hingga menghangatkan yang dingin.
Akan tetapi dalam silahturahim tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga maksud lain yang tidak bisa diabaikan begitu saja, atau bahkan dapat ditafsirkan menjadi sebuah langkah politis. Â
Salah satu yang menarik perhatian khalayak adalah ketika AHY dan Ibas bersama istri masing-masing, Annisa Pohan dan Aliya Rajasa di kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2019) pukul 12.45 WIB.
Di rumah Megawati tersebut, AHY bersama keluarga bahkan sempat melakukan wefie yang dipandu oleh Puan Maharani. Wajah mereka semua terlihat riang gembira dan bahagia mengambil foto selfie secara bersama.
Momen ini tidak bisa dilihat sebagai murni ajang silahturahim saja, meski memang secara fakta mereka tidak atau mungkin hanya sedikit membicarakan hal tersebut.
Akan tetapi jika kita membandingkan serta menghubungkan silahturahmi ini dengan kondisi perpolitikan nasional, kita akan dengan sendirinya setuju bahwa kemungkinan besar tetap ada hitung-hitungan politik, atau ada kalkulasi politik yang diperhitungkan dengan jeli melalui pertemuan ini.
Kalkulasi yang paling mudah dibaca dari acara di Menteng tersebut adalah Demokrat secara jelas telah memilih untuk bergabung dengan Koalisi Jokowi dan bergabung ke kekuasaan ketika  pada akhirnya Jokowi kembali menjadi presiden.
Sebenarnya isyarat ini sudah diperlihatkan ketika keluarga SBY sedang berada dalam keadaan duka. Megawati bersama dengan keluarga, datang ke Cikeas dan secara langsung memberi ucapan berdukacita bagi SBY.
Kita sendiri tahu bagaimana relasi dari kedua orang negarawan ini, SBY dan Megawati, yang harus diakui  terlihat buruk sekali selama ini. SBY dan Megawati sering terlihat saling menghindar atau tidak mau bertemu satu sama lain.
Konon kisah permusuhan ini, dimulai ketika SBY yang pernah menjadi menteri Megawati ternyata ikut serta dalam Pemilu 2004, menjadi lawan Megawati sendiri, padahal Mega pada waktu itu berharap SBY ikut mendukungnya. Pertikaian ini akhirnya menjadi berlarut-larut.
Suasana memang terlihat lebih cair dan menyejukan setelah Megawati dan SBY , di saat keluarga SBY merasakan kedukaan yang mendalam dan Megawati datang berkunjung.
