Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Setan Gundul" dan "Serangan" Kivlan Zein pada Demokrat

9 Mei 2019   22:12 Diperbarui: 9 Mei 2019   22:41 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kivlan Zein I Gambar :Tribun

Mengapa Kivlan Zein "menyerang" Demokrat? Rekam media dapat menjelaskan bahwa Kivlan tidak jarang mengeritik pemerintah atau tak takut untuk berseberangan dengan pemerintah. Posisi Kivlan ini membuat mau tidak mau Kivlan akan berada di kubu Prabowo dalam konstetasi Pilpres.

Saat berada di posisi BPN, sebagai "prajurit" , tentu saja Kivlan akan habis-habisan untuk membela dan mendukung Prabowo. Demo hari ini dengan tuntutan agar Bawaslu mendiskualifikasi Jokowi adalah salah satu contohnya.

Kivlan memang berani, padahal pria kelahiran Aceh pada 24 Desember 1946, baru dua hari lalu dilaporkan dengan tuduhan Makar. Kivlan diduga telah mengatakan kata-kata yang mengarah ke upaya Makar dalam ceramah di sebuah tempat.

Ketika Kivlan ingin berdemo dalma gerakan Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (Gerak). dan memberikan gesture agar pendukung Prabowo dapat mendukungnya, Demokrat lah yang menunjukan bersikap berseberangan dan tidak setuju dengan tindakan rencana aksi Kivlan, dengan menolak untuk bergabung.

"Justru itu bukan jalan kami. Kami tidak melihat bahwa hal-hal tersebut merupakan opsi normal," kata Wasekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtar.

Bagi seorang Kivlan, sikap Demokrat ini tidak bisa terima. Sebagai satu kesatuan, Kivlan tentu berharap Demokrat mendukung atau paling tidak tidak berkomentar apa-apa.

Kivlan murka, apalagi beberapa hari lalu, Andi Arief mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang "setan gundul" di kubu Prabowo.

Untuk ini Kivlan bisa saja tersinggung, karena pernyataan Andi Arief yang memberi kode bahwa "setan gundul" yang membisiki Prabowo adalah kelompok di luar partai, bisa saja mengarah pada Kivlan dan kelompoknya.  

Apakah Kivlan memiliki kekuatan untuk itu? Sangat mungkin, jika ukurannya adalah kedekatan Kivlan dengan Prabowo. Saat masih aktif, sebelum reformasi, Kivlan di puncak karirnya menjawab sebagai Kakostrad sedangkan di saat yang sama Prabowo yang berpangkat Letjen, menjadi Panglima Kostrad.

Saat intrik politik terjadi dan Prabowo dicopot jabatannya pasca reformasi 1998, Kivlan pun harus rela dimutasi ke Mabes TNI.  Pengalaman pahit dan kedekatan ini lah yang memisahkan antara Kivlan, Prabowo dengan kelompok Wiranto dan Luhut. Tentu kita ingat persoalan "sumpah pocong" antara Kivlan denga Wiranto.

Terakhir soal gaya Kivlan. Untuk hal ini, akan sulit mencari titik temu antara Kivlan dengan partai politik yang cenderung ingin lebih senang suasana yang aman dan nyaman demi kebangsaan. Kivlan tidak demikian, Kivlan adalah orang yang siap menjalankan dan terlibat untuk sebuah perubahan atau revolusi jiak diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun