Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis

BPN Prabowo, Tolonglah Jangan Melakukan Blunder Lagi

3 Mei 2019   19:13 Diperbarui: 3 Mei 2019   19:51 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadli Zon I Gambar : Tribun

Blunder itu berasal bahasa Inggris yang artinya kekeliruan ataupun kesalahan besar. Dalam kamus Oxford sendiri, Blunder diartikan sebagai 'a Stupid or Careless mistake' (Kesalahan Bodoh atau kesalahan ceroboh). 

Dalam politik, blunder dalam politik berarti  argumen politik / kata kata politik / Kebijakan Politik (partai) yang akhirnya dapat merugikan orang yang berkata itu sendiri. 

Di dalam konstelasi pasca Pilpres ini masyarakat sering disuguhkan dengan diskusi, perdebatan tentang pemenangan pemilu, antara TKN dan BPN. TKN mewakili kubu 01 Jokowi-Ma'ruf, sedangkan BPN mewakili kubu 02, Prabowo-Sandi.

Sebagai rakyat Indonesia yang telah memberikan hak suara,  saya sangat bangga, karena dapat terlibat untuk memilih di antara kedua pasangan yang adalah putra-putra terbaik bangsa.

Saya juga meyakini, jika ini diumpamakan sepakbola, maka laga ini ibarat El Classico laga antara Barcelona versus Real Madrid, tentunya dengan menganggap Ronaldo masih bermain di Madrid. Dengan berharap, suguhan sepak bola indah dengan teknik tinggi akan tersaji.

Jika di catur, maka saya menganggap ini adalah pertarungan Kasparov melawan Karpov. Langkah-langkah cerdas dan jitu dari pecatur akan membuktikan kejeniusan mereka. Apa daya, jika itu sedikit dinikmati pada masa kampanye, maka pada masa sesudah Pemilu ini, hal itu hampir tidak nampak.

Saya sering melihat bahwa TKN unggul terlalu jauh dari sisi narasi komunikasi politik, di luar siapa yang akan menjadi pemenang nantinya. Sedangkan BPN sudah terjerembab karena kesalahan sendiri dengan sering melakukan blunder.

Paling tidak ada dua peristiwa yang menjadi alasan saya.

Pertama, blunder ketika memainkan logika akan menaati konstitusi dalam proses menuju pengumuman resmi KPU.

Pihak BPN berulang kali mengatakan akan taat konstitusi tetapi berulangkali bahkan di saat yang sama juga mengatakan tidak mempercayai hasil KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun