Kita ingat bahwa pada saat itu(2014), Golkar dan PAN berubah haluan untuk mendukung Jokowi dan JK dalam pemerintahan.
Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena di dalam politik ada yang dikenal sebagai oppurtunities structure, struktur peluang. Sesudah pemilu kedua kubu tidak langsung membeku, tetapi membuka ruang untuk partai dari kubu lawan untuk bergabung. Biasanya dilakukan oleh yang menang.
Bagi kedua belah pihak saat ini, akan mendapatkan keuntungan. Pihak Jokowi, jika akhirnya keluar sebagai pemenang pemilu akan mendapatkan tambahan kekuatan dalam menjalankan pemerintahan ke depan.
Sedangkan bagi Demokrat, kehadiran AHY di Istana Merdeka menjadi sebuah langkah untuk mencapai tujuan masa depan mereka yaitu 2024.
Demokrat sudah secara terbuka menyatakan bahwa  AHY adalah figure yang diendorse partai untuk menjadi pemimpin masa depan atau menyambut konstelasi 2024 mendatang.
Untuk mencapai tujuan 2024 itu, Demokrat mengusahakan agar seintens mungkin AHY dapat melakukan komunikasi politik dengan pihak lain, dan jikalau mungkin terlibat secara aktif di pemerintahan.
Misalkan jika menjadi menteri, makan langkah ini selain untuk memberikan pengalaman tetapi juga menjadi langkah yang strategi untuk memperkenalkan diri AHY kepada publik dengan semakin luas. Sebuah political branding yang harus sedari awal dilakukan.
Dari kedua makna itu perlu ditunggu bagaimana perkembangan politik ke depan. Banyak pengamat mengatakan bahwa "silahturahmi" awal ini akan diikuti dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Kita tunggu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI