Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kemacetan Jakarta dan Cerita Putrajaya Menjadi Ibu Kota Baru Malaysia

1 Mei 2019   00:15 Diperbarui: 1 Mei 2019   06:44 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai 1995 Putrajaya yang berjarak cukup jauh dari Kuala Lumpur mulai berbenah. Lahan yang pada mulanya adalah kebun sawit disulap sedemikian rupa menjadi sebuah kawasan pemerintahan dengan luas 46 km2.

Selanjutnya, dibangunlah infrastuktur jalan hingga pembangunan gedung-gedung baru. Setelah itu, semua kantor pemerintahan dipindahkan, kecuali Kementerian Perdagangan dan Investasi yang tetap berada di Kuala Lumpur.

Husni lebih lanjut menceritakan bagaimana dampak positif yang didapat Malaysia setelah sukses memindahkan pusat pemerintahan. Husni menuturkan banyak efisiensi dan efektifitas yang didapat dari langkah ini. Termasuk di dalamnya adalah peningkatan produktivitas kerja para aparatur negara.

"Saat ini baik kementerian saya untuk menuju perdana menteri itu jalannya hanya 5 menit. Ini sangat produktif, waktu yang digunakan sangat efisien dan pada waktu yang sama, kita bisa berpikir untuk agenda selanjutnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tambah Husni.

Cerita Husni ini kembali lagi menegaskan pentingnya ibu kota baru sebagai ibu kota pemerintahan. Ibu kota yang jauh dari kemacetan sehingga membuat pekerjaan yang berkaitan dengan birokrasi tidak terhambat, efektif, efisien dan tentunya produktif. 

Selain itu, tentu saja tujuan lain seperti mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa  sekaligus dapat tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun