Mulai 1995 Putrajaya yang berjarak cukup jauh dari Kuala Lumpur mulai berbenah. Lahan yang pada mulanya adalah kebun sawit disulap sedemikian rupa menjadi sebuah kawasan pemerintahan dengan luas 46 km2.
Selanjutnya, dibangunlah infrastuktur jalan hingga pembangunan gedung-gedung baru. Setelah itu, semua kantor pemerintahan dipindahkan, kecuali Kementerian Perdagangan dan Investasi yang tetap berada di Kuala Lumpur.
Husni lebih lanjut menceritakan bagaimana dampak positif yang didapat Malaysia setelah sukses memindahkan pusat pemerintahan. Husni menuturkan banyak efisiensi dan efektifitas yang didapat dari langkah ini. Termasuk di dalamnya adalah peningkatan produktivitas kerja para aparatur negara.
"Saat ini baik kementerian saya untuk menuju perdana menteri itu jalannya hanya 5 menit. Ini sangat produktif, waktu yang digunakan sangat efisien dan pada waktu yang sama, kita bisa berpikir untuk agenda selanjutnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tambah Husni.
Cerita Husni ini kembali lagi menegaskan pentingnya ibu kota baru sebagai ibu kota pemerintahan. Ibu kota yang jauh dari kemacetan sehingga membuat pekerjaan yang berkaitan dengan birokrasi tidak terhambat, efektif, efisien dan tentunya produktif.Â
Selain itu, tentu saja tujuan lain seperti mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa  sekaligus dapat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H