Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tinta di Jari Dahlan Iskan

24 April 2019   13:01 Diperbarui: 24 April 2019   13:29 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dahlan Iskan | Gambar: Gelora

Kumar ingin memilih partai BS yang berlaga tapi entah mengapa telunjuk jarinya memilih atau menekan tombol bergambar bunga, logo Bharatiya Janata, partainya Narendra Modi, lawan politik Mayawati.

Kumar menebas ujung jari bertinta, jari telunjuk di tangan kirinya.  

Dahlan lalu menuliskan seperti ini "Pemuda itu marah. Setiap kali melihat tinta di ujung jarinya. Marah pada dirinya sendiri. Mengapa tadi salah pilih?"

Gaya Dahlan dalam tulisannya selalu enak dan menghibur. Dahlan juga mampu mendudukkan persoalan secara terang dan jernih. Mudah dimengerti dan apa-adanya.

Gaya menulis terkadang menggambarkan profil atau karakter seseorang. Bagi orang yang mengenalnya, Dahlan memang demikian adanya.

Pria yang sudah berusia 67 tahun dan gemar berspatu sket ini, ceplas-ceplos dan merakyat. Karakter Dahlan Iskan yang tidak suka protokoler dan kaku memang sudah terlihat. Bukan saat menjadi tokoh nasional, namun saat menjadi pemimpin media yang terbit di Surabaya pun Dahlan Iskan memang terkenal demikian.

Tak jarang Dahlan menjadi supir bagi bawahannya. Penulis buku "Seandainya Dahlan jadi Presiden" Agung Pamujo, mengalami hal yang sama dan menceritakan hal tersebut dalam bukunya. Agung disupiri Dahlan Iskan dan diajak menemaninya menemui Gubernur Jawa Timur saat itu, tepatnya tahun 1993.

Tapi Dahlan juga mempunyai ekspresi negatif. Dalam buku yang sama, diceritakan pada tanggal 20 Maret 2012 Dahlan membuka loket tol Semanggi yang masih tertutup dikarenakan belum datangnya petugas sedangkan antrian sudah terlalu panjang.

Karakter memimpinnya lalu membuat dia didaulat menjadi Menteri BUMN pada jaman SBY setelah sebelumnya menjadi direktur PLN. Banyak terobosan yang di lakukan.

Namanya tiba-tiba terdengar lagi  setelah pada tahun 2015, Dahlan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan dan pembangunan 21 Gardu Listrik di Unit Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara PT. PLN Persero Tahun Anggaran 2011-2013. 

Syukurlah, sangkaan tersebut tidak terbukti. Ia bebas dari tuduhan pada bulan Agustus 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun