Saling klaim terjadi usai Pilpres. Kubu Jokowi mengkalim telah menjadi Presiden periode 2019-2024 berdasarkan hasil quick count sedangkan kubu Prabowo menggunakan data hasil saksi internal mereka di lapangan.
Meskipun belum semasif saat musim kampanye, tetapi kedua pihak saling melontarkan serangan dan sindiran melalui media sosial. Publik atau rakyat Indonesia mulai gerah, menunggu sampai kapan polemik ini akan selesai.
Menjadi menarik melihat komentar terakhir Capres Prabowo kemarin. Dilansir dari Detik.com, Prabowo kali ini menyuarakan pendapatnya sekaligus mengkritik Lembaga Survei yang dianggapnya abal-abal.
"Percaya nggak lembaga survei abal-abal? Hai tukang bohong, tukang bohong, rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kau bisa pindah ke Antartika, kalian tukang bohong, kau bisa bohongi penguin di Antartika," ucap Prabowo dalam syukuran klaim kemenangan di depan kediamannya di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019).
Menilik pernyataan ini, saya tertarik untuk melihat ua hal. Pertama, lembaga survey abal-abal dan kedua, penguin di Antartika. Untuk perihal pertama, sampai sekarang saya yakin masih banyak rakyat Indonesia yang masih belum yakin bahwa lembaga survey yang merilis hasil yang menyatakan kemenangan Jokowi-Amin terlalu berani melakukan manipulasi dalam hasil survey mereka, tetapi mari kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Kedua, soal penguin di Antartika. Saya adalah penggemar penguin. Beberapa film Disney yang menceritakan tentang Penguin terutama produksi Disney sudah saya tonton. Salah satunya Penguin of Madagascar yang dirilis pada tahun 2014. Penggemar Penguin pasti ingat akan tokoh-tokoh lucu seperti Private, Skipper atau Kowalski di film bergenre komedi kartun ini.
Namun bukan itu yang mau saya bahas. Saya melihat sesuatu yang lebih menarik dan mungkin berguna untuk dikemukakan, yaitu sebenarnya kita dapat belajar dari Penguin di Antartika. Prabowo mungkin mengatakan bahwa Penguin di Antartika gampang dibohongi, namun menurut saya para elit politik kita perlu belajar dari Penguin di Antartika.
Hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang ini memiliki sikap dan sifat yang dapat direfleksikan dalam kehidupan berpolitik di bangsa dan negara kita. Ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan.
Pertama, Penguin di Antartika mampu menjaga komunikasi di antara mereka. Penguin memiliki kaki yang pendek dan perut yang besar, hal ini memang membuat dia akan kesulitan untuk berjalan ketika berada di darat.