Besok dinihari waktu Indonesia, leg kedua perempat final Liga Champions mulai dipertandingkan. Laga besar atau big match akan berlangsung antara Barcelona menghadapi Manchester United. Laga yang tentu berlangsung panas dan akan segera diketahui hasilnya siapa yang lebih pantas melaju ke final.
Beberapa jam kemudian waktu Indonesia, "duel" Pilpres antara Jokowi berhadapan dengan Prabowo juga akan dilangsungkan dan akan diketahui hasilnya, minimal melalui Quick Count.
Jika kedua laga ini hendak dipersandingkan---meski ada yang tidak sepakat, Â saya pikir Jokowi itu ibarat Barcelona dan Prabowo ibarat Manchester United. Salah satu alasannya adalah soal prediksi atau keunggulan aggregat.
Di atas kertas Barcelona unggul dan menurut mayoritas Lembaga Survey, Â Jokowi juga unggul. Barcelona amat diuntungkan karena saat berlaga di Old Trafford mampu mencuri kemenangan meski dengan skor tipis 1-0, melalui gol Luis Suarez.
Bertanding di Camp Nou melawan Messi Cs, bagi beberapa pengamat bola, MU datang hanya untuk kalah. Camp Nou terkenal angker, dan mengejar minimal keunggulan dua gol di Catalan bukanlah hal yang mudah.
Akan tetapi, apakah ini berarti MU mustahil untuk menang? Di sepak bola, segala sesuatu amatlah mungkin terjadi. Kejadian yang tidak terduga dan membuat Barcelona kalah dapat dibayangkan jika berkaca pada laga final Liga Champions musim lalu, saat Real Madrid berhadapan dengan Liverpool.
Pendukung Liverpool amat percaya The Reds mampu mengalahkan Real Madrid. Liverpool memang terlihat amat tangguh sebelum laga final, agresif, cepat dengan permainan yang atraktif.
Tetapi siapa yang dapat mengira, baru beberapa menit pertandingan berlangsung, bintang Liverpool, Mo Salah berbenturan dan Sergio Ramos dan akhirnya harus ditandu keluar lapangan, tidak pernah masuk lagi.
Pencederaan atau tercedera amat mungkin terjadi, dilakukan dengan cara yang legal maupun illegal, terlihat atau tersembunyi. Ketika hal itu terjadi, data-data di atas kertas dan prediksi menjadi sia-sia bahkan para pengamat bola harus bertekuk lutut mengalah pada kemungkinan di dalam ketidakmungkinan.
Kejadian satu menit membuat usaha dan kepercayaan diri yang direngkuh dalam ribuan menit, menjadi sia-sia. Hal inilah yang membuat Juventus merelakan laga Seri A untuk memastikan Christiano Ronaldo tetap dalam kondisi yang paling bugar ketika berhadapan dengan Ajax Amstedam di Turin nanti.