Kedua, lini depan yang lebih tajam. Gelaran Piala Asia 2019 ini memunculkan nama Almoez Ali yang tampil amat fenomenal. Striker Qatar yang baru berusia 22 tahun ini, mencetak 9 gol di turnamen kali ini. Jumlah gol yang membuat Ali hanya terpaut lima gol dari Ali Daei, striker Iran yang menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa di gelaran Piala Asia dengan 14 gol. Ali sangat mungkin melampaui gol Ali Daei suat waktu nanti.
Di  menit ke-12, Ali yang dikawal ketat Kapten Jepang, Maya Yoshida  ,sambil membelakangi gawang Jepang mengontrol bola dua kali lalu dengan kaki kanan melakukan tendangan tembakan salto akrobatik yang membuat arah bola bergerak sulit diprediksi oleh Shuichi Gonda, kiper Jepang.
Bola menyentuh tiang gawang sebelah kiri terlebih dahulu sebelum masuk ke gawang. Gol yang sangat berkelas dan membuat mental pemain Jepang terlihat menjadi goyah.
Gaya mencetak gol dan penampilan Almoez Ali membuat pemain belakang Jepang terlihat seperti amatir dalam pertandingan kali ini.
Setiap kali Ali memegang bola dan bekerja sama dengan partnernya di lini depan, Akram Afif maka  lini belakang Jepang yang dikomandoi Yoshida menjadi keteteran.
Gol kedua Qatar juga terbilang karena sumbangsih Ali dan Afif yang mampu membuka ruang kosong bagi Abdulaziz Hatem untuk mencetak gol yang juga bisa dibilang spektakuler.
Ketiga, pelatih Felix Sanchez yang lebih cerdik dari Hajime Moriyasu. Lagi-lagi di atas kertas, seharusnya Pelatih Jepang, Moriyasu dapat dikatakan lebih unggul dari pelatih Qatar, Sanchez.
Moriyasu yang ikut merengkuh trofi Piala Asia pertama Samurai Biru sebagai pemain pada  1992,  mampu meracik formasi 4-4-2 yang dipilihnya dan membuat Jepang menjadi sangat seimbang di setiap lini.
Akan tetapi di laga final kali ini, Moriyasu harus mengakui bahwa dia kalah cerdik dari pelatih Qatar, Felix Sanchez.