Untuk maju, PSSI butuh pembersihan di semua lini. Perlu langkah berani dan strategis untuk itu.
Senada dengan Gatot, suporter sepakbola Indonesia yang hadir di  Bali melalui Andi Peci, pentolan Bonek, mengatakan bahwa pengurus PSSI yang lain juga seharusnya mundur.
"Tadi kita dengar Edy (Rahmayadi) mundur. Persoalan sepakbola Indonesia sudah sangat kotor dan kronis. Kalau sudah seperti itu, tentu tidak hanya melibatkan satu atau dua orang, tapi sudah sistemik dan mengakar," kata Andi Peci.
"Hari ini, kami menyampaikan orang-orang yang sudah gagal memajukan dan orang-orang lama PSSI untuk mundur semuanya," tegas Andi.
Pengunduran diri dari seorang pejabat dimanapun adalah sebuah peristiwa bersejarah namun bukanlah sebuah hal yang terlalu besar atau yang harus dirayakan secara besar-besaran  jikalau tidak diikuti dengan perubahan yang revolusioner.
Lalu bagaimana cara mengganti pengurus PSSI yang lain? Satu-satunya cara yang paling cepat adalah mendesak para voters untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB).
KLB mempunyai hak untuk memilih Ketum PSSI baru sekaligus pergantian kepengurusan. Edy Rahmayadi telah menunjuk caretaker Ketum PSSI yaitu Joko Driyono. Jika tidak diadakan KLB maka Jokdri akan memimpin hingga 2020, yaitu setelah kepengurusan selesai. Artinya tak ada perubahan kepengurusan.
Keputusan dilaksanakannya KLB atau tidak  tergantung dari para peserta atau voters yang hadir saat ini di Nusa Dua, Bali.Â
Sayangnya, dari kabar yang terdengar dari sana, mayoritas pengurus tidak menginginkan KLB dilaksanakan dengan segera karena akan memperlambat roda kompetisi musim ini.
Seperti yang dikatakan oleh Manajer Persatu Tuban, Fahmi Fakhroni. "Kalau saya mengharapkan di selesaikan tugas ketum oleh Plt sampai kongres tahun depan sehingga kami bisa konsentrasi untuk persiapan kompetisi musim ini. Mayoritas klub menginginkan itu," ujar Fahmi.
Ketidakberanian dari mayoritas pengurus seperti disesali oleh Manajer Madura FC yang turut hadir, Januar Herwanto. Januar sendiri adalah salah seorang pengurus yang berani membongkar kasus match fixing di sepak bola nasional.