Pep Guardiola langsung mengepalkan tangan ke arah penonton saat pertandingan usai. Penonton di Etihad bersorak. Di lain sisi, Jurgen Klopp terlihat dingin. Tak banyak berkata-kata. Perjuangan untuk meraih gelar Liga Inggris masih panjang dan berat baginya.Â
Laga big match terjadi di pekan ke-21 Liga Inggris antara pemuncak klasemen Liverpool melawan Manchester City di Etihad Stadium.
Melalui pertarungan yang ketat dan seru, akhirnya Manchester City berhasil memangkas jarak poin dengan Liverpool dengan tersisa hanya 4 poin setelah menumbangkan Liverpool dengan skor tipis, 2-1. Dua gol dari Sergio Aguero dan Leroy Sane, hanya mampu dibalas satu gol Liverpool yang dicetak oleh Roberto Firmino.
Sebelum laga, banyak pengamat mengunggulkan Liverpool dibandingkan tuan rumah. Alasannya karena Liverpool sedang dalam performa terbaik mereka, sedangkan City mengalami dua kali kekalahan dalam tiga laga terakhir mereka. Akan tetapi Pep Guardiola bersama City mampu membuktikan bahwa mereka masih pantas menjadi kandidat utama peraih gelar Liga Inggris musim ini.
Dari pertandingan ini, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang saya pikir dapat menjadi catatan keunggulan Manchester City atas Liverpol.
Pertama, posession City yang efektif  memutus alur serangan yang dibangun Liverpool. Kedua tim mempunyai ciri khas yang serupa yaitu memulai serangan dari bola yang dimulai dari kiper dan diteruskan dengan umpan-umpan pendek ke pemain lain.
Counter dari strategi ini adalah memutus serangan dengan memberikan pressing kepada pemain yang kemungkinan akan diberikan bola oleh kiper, yakni bek sayap atau gelandang jangkar. City dengan cerdas menutup kemungkinan-kemungkinan ini dengan sangat rapi.
Para penyerang sayap City dengan rajin dan rapi menekan bek sayap dan gelandang tengah mereka bergantian mematikan pergerakan Henderson atau Wijnaldum.Â
Akibatnya bola terpaksa dilambungkan kiper Liverpool, Allison jauh ke depan sehingga mudah dipatahkan oleh bek City.Â
Sebaliknya, Liverpool terlihat belum efektif melakukan hal serupa. Pemain belakang terlambat menutup aliran bola sedangkan pemain depan juga tidak cepat melakukan frontline pressing. Klopp terlihat gusar di pinggir lapangan.
Kegagalan ini membuat strategi ball possession City berjalan dengan amat baik. Terasa menyakitkan bagi Liverpool karena dilakukan dengan mix gegenpressing ala Klopp dan terlihat mulus bekerja di lapangan bagi pasukan biru.