Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Alasan Saya Mendukung Aiman

20 November 2018   12:16 Diperbarui: 20 November 2018   12:29 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara Aiman dan Edy Rahmayadi yang selalu diingat I Gambar : Tribun

"Wartawan punya hak untuk bertanya apa saja pak Edy" ujar Aiman cepat membalas, masih dengan tersenyum. "Oke, terima kasih" kata Edy juga cepat.

"Saya juga punya hak untuk tidak menjawab" kata Edy lagi.

"Saya menghormati hak anda untuk tidak menjawab pak" jawab Aiman.

Sesudah itu wawancara terlihat tidak menarik lagi. Aiman masih berusaha untuk menggali lebih dalam, tetapi Edy merasa Aiman sudah berlebihan.

Ada beberapa hal yang dapat terjadi saat itu. Pembawa berita akan nampak "bodoh" dan tanpa disadari diarahkan oleh narasumber. Hal itu jelas tidak terjadi pada Aiman. Aiman mampu tenang. Tidak ada break sementara yang diambil oleh pihak televisi pada saat itu, bahkan Aiman masih berani mencecar dengan berbagai pertanyaan.

Akhirnya, Edy Rahmayadi yang menyerah. Marah dan memilih meninggalkan studio.


Saya menduga kekuatan menggali berita dari peraih penghargaan "Jurnalis Muda Berprestasi"  dari Departemen Luar Negeri pada 2006 ini karena investigasi yang sering dilakukannya di program AIMAN. Sebuah program yang sarat jurnalisme investigasi.

Pria yang lahir di Jakarta pada 8 juli 1978 dengan berani mengupas narasumber sampai lapisan kulit terakhir. Narasumber yang paling sulit sekalipun dibuat dihadapkan pada pilihan meneruskan wawancara dengan resiko akan ditanyai terus atau memaksa untuk dihentikan. Seperti yang dilakukan oleh edy Rahmayadi.

Peraih penghargaan Anugerah Komisi Penyiaran 2014 dan 2017 sebagai presenter talkshow terbaik, ini pernah menjelaskan cara pandangnya yang menjadi pandu di dalam dia menjalankan praktek jurnalisme baik sebagai pembaca berita ataupun sebagai reporter.

Bagi Aiman, jurnalis itu semestinya konsisten mengikuti hati nurani, dengan independensi yang tetap dijunjung. Lebih lanjut, Aiman mengatakan jika nurani mendorong dia untuk mendalami latar belakang dari setiap isu, maka independensi akan membuat dirinya untuk bebas menggali setiap kasus atau berita. Meskipun resiko yang dihadapinya akan semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun