Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tabloid Bola, Dodo dan Kakak Ipar

19 Oktober 2018   14:32 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:18 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabloid Bola Tamat I Gambar : superpaw.com

Dodo memang akhirnya membawa Tabloid Bola ke sekolah. Tetapi kita harus mengantri untuk membacanya. Dodo sudah menjepret Tabloid Bola tersebut sehingga kita tidak bisa membagi-bagi per halaman untuk membacanya lebih cepat.

"Biar jangan hilang..." kata Dodo memberi alasan. Tetapi itu hanyalah alasan yang dibuat Dodo. Dodo tahu, untuk berita bola, kami ini "buaya", jika Dodo melepas jepretan itu, beberapa halaman pasti akan hilang setelah dikumpulkan kembali.

Karena harus bergiliran, saya sering tak mendapat giliran baca. Saya akhirnya berpikir keras  bagaimana cara mengambil hati Dodo agar dapat meminjam dan membawanya ke rumah. Beberapa kawan mengatakan itu adalah hal yang mustahil, Dodo bukan pelit, dia hanya tak mau barangnya tidak bisa dirawat orang lain. Sama saja.

Perlahan-lahan saya mulai tahu cara paling mujarab mendapat pinjaman Tabloid Bola dari Dodo, yaitu dengan terlebih dahulu memuji klub AC Milan, klub kesayangan Dodo sedari lahir hingga akhirat nanti-- begitu pengakuannya. Sebenarnya cukup berat bagi saya yang notabene seorang Juventini, tetapi tak apalah demi meminjam gratisan, saya rela sehari  atau bahkan sebulan menjadi seorang Milanisti.

Selain itu, meskipun bertubuh gempal, Dodo sering mengibaratkan dirinya seorang Paulo Maldini ketika kami bermain bola bersama di lapangan sekolah. Untuk mendukung misi saya, saya bahkan memanggilnya,  "DoMa", Dodo Maldini. Dodo tentu amatlah senang dipanggil demikian, meskipun agak lucu. DoMA?. Nama apa itu???

Jika dia ingin menendang seperti seorang yang akan mengeksekusi penalti, saya akan dipanggilnya Sebastiano Rossi, dengan harapan saya mau menjaga gawang. Saya sih oke-oke saja, meski tangan akan terasa sakit menahan bola keras tendangan Dodo.  Meski menderita,  demi Tabloid Bola saya siap melakukannya.

"Ini nold...bawa aja ke rumah, ada cerita bagaimana Milan bisa menang atas Juventus" ujar Dodo suatu saat yang mulai luruh dengan "rayuan" saya. Wah, mujizat akhirnya terjadi.

 Saya membalasnya dengan  tersenyum (terpaksa) dan berterimakasih sambil memasukan Tabloid Bola pemberian Dodo ke dalam tas butut selempang berwarna hitam milik saya.

Ada cerita menarik tentang proses belas kasih Dodo ini. Jika AC Milan sering menang, Dodo akan membiarkan Tabloid Bola itu menginap di rumah saya cukup lama, bahkan terkadang Dodo juga lupa memintanya kembali. Terkadang saya berpikir ini adalah sebuah cara propaganda Dodo untuk membuat saya benar-benar berganti klub favorit. 

Ah, tak apa,  yang penting selama hampir dua tahun saya membaca Tabloid Bola tanpa membeli alias gratisan. Jika sudah tidak diambil Dodo, saya sering menggunting beberapa profil pemain serta langkah-langkah catur untuk dijadikan kliping.

"Do..kuliah dimana Do?" tanya saya sesaat sesudah kami lulus SMA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun