Sebagai Instruktur saya sadar bahwa melatih itu tak mudah. Saya berikan contoh, misalnya jika saya melatih tahapan finishing kayu teknik semprot ada teori yang harus dipraktekan. Ada dua hal umum, Pertama, jarak botol semprot (Spray gun) dengan bidang kayu itu harus sekitar 15-20 cm. Kedua, jika menyemprot bidang datar maka botol semprot harus tegak lurus agar ketebalan cat itu sama.
Lalu muncul pertanyaan menarik meski nyeleneh soal ini sebelum, saat dan sesudah praktek penyemprotan. Pertanyaan ini kebanyakan berasal dari ketidaktahuan, tetapi ada beberapa pertanyaan yang berasal dari planet mana, kadang-kadang saya juga tak mengerti.
"Pak, mengapa ada tukang semprot kayu yang jaraknya itu tidak diperhatikan dan tidak tegak lurus namun hasilnya tetap bagus?" tanya peserta pelatihan.
Untuk pertanyaan ini, paling tidak saya bisa sedikit menjawabnya.
"Oh, untuk jarak penyemprotan, itu juka dipengaruhi setelan material dan angin, mungkin saja dia piawai mengatur itu".
"Soal tegak lurus, mungkin kita jangan melihat kebiasaan orang di luar dahulu, kita coba praktekan secara teoritis dulu. Jika diluar mau dicoba-coba cara yang lain silahkan" jawab saya, masih tenang.
"Tetapi pak, mengapa ada orang yang tidak ikut pelatihan tetapi bisa langsung mahir menyemprot kayu"
Nah ini dia nih, pertanyaan yang cerdasnya minta ampun. Saya terkadang tidak mampu menjawabnya dan akan memerintahkan si siswa untuk lekas mempraktekan untuk membuktikan bahwa dia masuk di golongan yang mana.
Tetapi tetap menarik juga pertanyaan tersebut. Memang ada orang yang harus berlatih dahulu sekian lama dan sedemikian kerasnya untuk mendapatkan ketrampilan sedangkan ada juga orang yang berlatih hanya sebentar tetapi memiliki kemampuan setara atau bahkan melebihi orang yang berlatih sedemikian lama.
Singkatnya, yang satu karena berlatih sedangkan yang satu karena bakat. Sadar dirilah, kadang-kadang kita itu termasuk yang perlu berlatih banyak tapi sok berbakatnya minta ampun.
Pertanyaan ini langsung mengingatkan saya untuk apa yang diceritakan oleh pemain Argentina, Carlos Tevez tentang pengalamannya bersama dua orang pemain sepak bola terhebat di planet ini, Christiano Ronaldo dan Lionel Messi.