Menjelang sore, si Anto marah-marah lagi. Hal ini sudah sering terjadi sehingga beberapa teman akan mengatakan hal yang lama-lama menjadi rasionalitas terhadap tingkah lakunya di kantor. " Biasa, kalau capek begitulah. Marah-marah".
Saya yang berusaha maklum juga akhirnya harus mengiyakan bahwa saya pun sering demikian. Marah-marah ketika lelah atau capek. Namun muncul sebuah pertanyaan, apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang lelah sehingga dia menjadi pemarah?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya lantas mencari beberapa referensi yang sedikit banyak dapat menjelaskan mengapa seseorang menjadi lekas marah ketika lelah.
Pertama, kelelahan membuat otak kehilangan keseimbangan dan kontrol. Hal ini dijelaskan oleh Science Focus demikian; Pada dasarnya otak kita yang sehat itu dipelihara ketika kita cukup istirahat atau tidur.
Otak yang semakin tua ini dikendalikan oleh berbagai bagian di neokorteks. Neokorteks sendiri adalah bagian luar otak yang sangat besar pada manusia.
Bagian-bagian ini mirip di banyak hewan lain dan mempengaruhi atau mempunyai hubungan dengan perilaku emosional. Respon ketika orang melihat rangsangan emosional dilakukan sembari pemindaian di bagian otak ini. Jika seseorang kurang tidur atau lelah, responnya mengalami peningkatan hingga 60 persen. Hal inilah yang membuat seseorang menjadi lekas marah.
Hal ini semakin dijelaskan oleh W. Christopher Winter, M.D., direktur medis dari Sleep Medicine Centre di Martha Jefferson Hospital pada Men Health. Winter mengatakan bahwa tanpa tidur yang cukup, proses berpikir, memori, dan belajar Anda semua terganggu, yang memaksa Anda untuk menghadapi tuntutan hari Anda dengan sumber daya yang terbatas.
Beberapa hal ini juga semakin menjelaskan bahwa istirahat yang cukup dapat menenangkan pikiran.
Kedua, kelelahan membuat kita tidak lagi memiliki energi untuk menjaga agar kemarahan kita tidak diluapkan. selain itu, ketika kita lelah kita cenderung untuk memanfaatkan informasi yang mendukung emosi yang kita rasakan.
Makanya tak perlu heran, jika kita lelah di kantor dan kita dipanas-panasin tentang orang yang kita benci di kantor, maka kita akan semakin "menjadi-jadi" kan?. Kemarahan itu seperti sebuah kurva maka akan meningkat dan berhenti dalam sebuah periode tertentu.
Berapa lama periode "marah dalam lelah" itu berjalan? Biasanya periode itu akan lebih pendek jika persoalannya seperti pembahasan pertama adalah hanya karena kurang tidur. Tetapi akan menjadi lebih panjang apabila ditambah dengan beberapa faktor lainnnya seperti tekanan di tempat kerja dan kita tidak mampu menghadapinya, kita frustrasi dengan orang yang kita ajak kerjasama dan tipe kepribadian kita yang memang mudah marah.