"Ada kesan begitu makanya dia santai-santai saja ngomongnya, malah beberapa kali ditanya ketawa-ketawa," ungkap Saut Situmorang, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pernyataan Saut ini menyorot tentang sikap dari Kepala Lapas Sukamiskin Bandung Wahid Husen ketika diperiksa oleh KPK. Wahid ditetapkan sebagai tersangka usai terjerat dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar KPK pada Jumat hingga Sabtu dini hari silam.Â
Wahid dianggap terlibat dalam kasus dugaan penerimaan suap terkait pemberian fasilitas lebih di lapas Sukamiskin Bandung.
Saut pasti sempat tak habis pikir mengapa dalam situasi yang sebenarnya tersudutkan itu Wahid masih sempat Tertawa. Sudah terkena OTT, melakukan tindakan tercela lalu masih bisa ketawa? Macam apa pula ini?
Selanjutnya, Saut sendiri sempat menyiratkan sebuah jawaban di balik tawa Wahid.
"Kalau lihat dari cerita yang kami pantau dari kemarin pagi sampai hari ini, memang ada kesan itu sudah terbiasa sehingga menjadi aneh kalau tidak dijalankan sama si pendatang (narapidana) barunya," kata Saut berkomentar tentang sikap Wahid.
Dari komentar Saut ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Wahid tertawa karena menganggap apa yang dilakukannya itu adalah sebuah prosedur yang menjadi kebiasaan di Lapas. Dimana saja? Entahlah, di Sukamiskin sudah terbukti.
Ibarat sebuah tindakan pemerkosaan, Wahid berpikir bahwa ini dilakukan atas suka sama suka dan tidak ada yang dirugikan. Meski namanya pemerkosaan selalu saja ada yang akan dikorbankan.
Untuk kasus ini, pihak Lapas senang, napi yang membayar menjadi bahagia.
Apapaun itu, tertawa dalam situasi seperti ini bagi orang awam adalah sebuah tindakan gila.