Sesudah pertandingan babak 16 besar melawan Spanyol, Akinfeev langsung dinobatkan sebagai man of the match, penghargaan yang pantas diterima oleh kiper bertinggi 1,88 meter tersebut. Ada dua hal yang perlu disoroti dari kemampuan Akinfeev dalam pertandigan tersebut.
Pertama, ketenangan menghadapi situasi sulit.
Sesudah ketinggalan karena gol bunuh diri pemain belakang senior Sergei Ignashevich seharusnya pemain Rusia dirundung kegugupan dan tak percaya diri. Namun Akinfeev dapat menjadi pembangkit semangat melalui ketenangannya.
Akinfeev begitu tenang bukan saja ketika diserang, namun tak jarang Akinfeev juga memulai serangan dari kakinya. AKinfeev terlihat tidak panik dalam mengoper bola ketika berada dalam pressing ketat pemain Spanyol.
Sebagai Kapten, memang seharusnya demikian, tetapi menjadi tidak mudah karena begitu banyak kiper yang gampang melakukan blunder dalam pertandingan sekelas Piala Dunia. Contoh teranyar adalah Willy Cabbalero, kiper Argentina.
Ketenangan yang membuat para pemain Rusia mau untuk terus berjuang di dalam pertandingan, tanpa lelah dan semakin percaya diri bertahan menghadapi Spanyol.
Seusai pertandingan, Kapten Spanyol, Sergio Ramos menyebut Rusia bermain untuk menunggu adu penalti, negatif. Namun jika harus memilih karena memiliki Akinfeev yang tenang, Rusia tak salah harus memilih cara tersebut.
Kedua, mampu membaca arah permainan.
Penempatan posisi dan ikut mengumpan menjadi simbol bahwa Akinfeev memang memiliki keunggulan untuk mendukung strategi defensif milik Rusia. Beberapa tendangan yang biasanya sulit diantisipasi berhasil dijinakan Akinfeev karena mampu menempatkan posisi dengan baik.
Akinfeev juga seperti bertindak sebagai dirigen di lapangan melalui umpan pendek atau panjanga dari kotak penaltinya. Ini terpaksa dilakukan, karena jarang sekali Rusia mendapat bola yang dapat dialirkan dari lini tengah. Meskipun demikia, beberapa alur serangan Rusia yang dimulai dari bawah mistar, mampu merepotkan Spanyol.