Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menimbang Mikel Arteta, Idealkah bagi Arsenal?

21 Mei 2018   08:15 Diperbarui: 22 Mei 2018   02:50 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban akan misteri pelatih musim depan Arsenal pasca Arsene Wenger mengumumkan untuk mundur mulai terkuak. Nama Mikel Arteta dipercaya akan diumumkan minggu ini secara resmi sebagai pelatih baru The Gunners. Arteta tiba-tiba muncul di permukaan setelah pilihan manajemen kepada pelatih Juventus, Massimiliano Allegri dan mantan arsitek Barcelona, Luis Enrique tidak menemukan titik temu.

Bagi penggemar Arsenal dan penikmat bola, ada satu pertanyaan yang patut dipertanyakan bagi siapapun kandidat pelatih klub asal kota London tersebut, seberapa jauh mereka mampu membawa Arsenal melangkah, atau jika bicara Arteta, Idealkah Arteta untuk tim sarat sejarah ini?

Untuk menjawab pertanyaannya, perspektif soal kalimat ideal bagi Arsenal musim depan paling tidak harus disamakan. Apa yang dicita-citakan dari penampilan Arsenal di bawah kepelatihan Arteta, kelak?

Paling tidak, ada tiga jawaban umum tentang Arsenal yang ideal di musim depan. Pertama, tim ini setidaknya mampu mendapat gelar musim depan. Musim 2017/2018, Arsenal terpuruk. Bukan saja tanpa gelar, juga lagi-lagi tak lolos ke kompetisi paling elit bagi klub Eropa, Liga Champions. Arsene Wenger juga disorot dan diminta untuk berhenti karena alasan tersebut. Dahaga para fan sudah mencapai batas maksimal!

Apakah Arteta membuat mimpi ini menjadi kenyataan pada musim depan? Sepertinya terlalu dini menjawabnya. Namun beberapa hari lalu, Wenger sendiri berkomentar bahwa Arteta mempunyai modal untuk hal itu. Bagi Wenger, mental juara sudah ada di dalam diri Arteta. Mental inilah yang membuat Wenger berani mendaulat pria berusia 36 tahun tersebut menjadi kapten The Gunners.  

Hal kedua yang patut dicermati adalah mempukah Arsenal bermain cantik. Meski mulai jarang mendapatkan gelar, tapi satu hal membanggakan dari masa kepelatihan Wenger sejak 1996 di Arsenal yaitu filosofi permainan cantik dan menyerang. Tak jarang, Arsenalnya Wenger dikatakan lebih senang bermain cantik daripada menang tanpa permainan yang indah.

Pertanyaannya adalah apakah Arteta mampu membuat Arsenal tetap dapat bermain dengan cantik? Arsene Wenger lagi-lagi mengatakan bahwa Arteta mampu melakukan hal tersebut. Selain merupakan didikan langsung dari Wenger, sejak tahun 2016, Arteta dipercaya mempunyai kualitas tersebut karena berpengalaman menjadi asisten dari Pep Guardiola di Manchester City.

Pep Guardiola mampu membuat Manchester City bersinar bahkan menjadi juara meskipun dikelilingi klub-klub dengan pola permainan pragmatis seperti Manchester Unitednya Jose Mourinho maupun Chelsea di bawah asuhan Antonio Conte. Manchester City ala Guardiola mampu menampilkan operan-operan kilat secara konsisten dikombinasikan dengan permainan menyerang. Raihan 100 poin menjadi bukti bahwa permainan indah masih bisa membuat sebuah klub digdaya di Premier League.

Sentuhan seperti inilah yang diharapkan mampu diterapkan Arteta di Arsenal. Apalagi untuk mewujudkan itu, kualitas tim London Utara seperti sudah sangat cukup. Aubameyang dan Lacazette di lini depan serta dukungan kreatifitas permainan lewat sosok Mezut Ozil dan Aron Ramsey jika dipoles dengan tepat, tak akan kalah dari ramuan Pep dengan De Bruyne, David Silva, Gabriel Jesus, dan Aguero.

Hal terakhir untuk menjawab kriteria ideal untuk Arsenal di musim depan adalah para pemain memiliki ambisi besar meraih gelar. Inilah pekerjaan rumah paling besar untuk Arteta jika didaulat memimpin Tim Meriam London. Karena kegagalan demi kegagalan membuat para pemain frustrasi, dan timbul pemikiran soal gelar juara hanyalah sebatas angan. Cukuplah Arsenal menjadi penggembira. 

Bukan menganggap remeh Arteta, tetapi transisi untuk melakukan ini cukup berat bagi pelatih minim pengalaman seperti dirinya. Dengan usia yang masih sangat muda, kepintaran dan pengalamannya sebagai seorang pemain tidak akan cukup jika bicara soal pendekatan personal yang dibutuhkan. Ozil Cs seperti sedang berada di titik nadir karir mereka, keinginan pindah klub lebih banyak digosipkan daripada  keinginan membuat Arsenal menjadi juara lagi.

Solusinya apa? Strategi transfer harus mumpuni. Bujuk dan ajak pemain-pemain berkualitas agar mau bermain dengan Arsenal, terutama untuk mengisi lini belakang dan tengah. Meskipun ini akan sulit karena harga tawar Arsenal yang berkompetisi di European League, membuat para pemain bintang berpikir dua kali untuk bergabung.

Mengharapkan sukses besar di jendela transfer musim panas juga menjadi sulit karena kabarnya siapapun pelatih Arsenal musim depan, tidak dibekali dengan dana transfer yang besar. Kabar tersebut pula yang membuat Allegri dan Enrique mundur secara perlahan. Di dalam kondisi tersebut, perlu diharapkan sentuhan ajaib dari Arteta untuk mengatasinya.

Sentuhan mantan pemain atau mantan kapten menjadi pelatih tim, memang akhir-akhir ini menjadi model kebijakan klub dalam membangun kembali kejayaan. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Pep Guardiola di Barcelona dan Antonio Conte di Juventus adalah dua contoh kebijakan tersebut. Sedangkan yang masih dalam proses adalah Gennaro Gatusso di AC Milan.

Arteta? Sepertinya Mikel Arteta masih membutuhkan waktu untuk membangun Arsenal menjadi hebat lagi. Guardiola saja membutuhkan dua musim untuk membawa City menjadi juara. Namun jika beruntung, Arteta bisa saja seperti Antonio Conte yang langsung membawa Chelsea juara di musim perdananya. Semuanya lagi-lagi tergantung kesabaran para fan, semoga fan kali ini juga sabar layaknya ketabahan menunggu gelar mayor dari Wenger. Jika tidak, rasanya Arteta tak akan bertahan lama di Arsenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun