Untuk hal ini, Mancini perlu melakukan langkah berani. Berani untuk sama sekali tidak memanggil Bonnuci, Chiellini dan mempercayakan Rugani, Romagnoli atau Caldara untuk menjadi tembok belakang ketika Donarumma seperti akan mulus menjadi pengganti Buffon di sektor penjaga gawang. Meskipun beresiko, tetapi jika berhasil, anak-anak muda itu akan semakin matang dan Italia siap menyambut kembalinya era baru kejayaan mereka.
Hal terakhir yang patut diharapkan dari Mancini adalah membuat timnas Italia dapat menampilkan sepak bola yang seksi atau menarik, suatu hal yang jauh dari apa yang ditampilkan oleh Ventura bahkan Conte sekalipun. Italia tampak pragmatis di tangan kedua pelatih terakhir ini.
Mancini dipercaya mampu melakukannya. Mancini bukanlah pengagum sepak bola bertahan khas Italia, meski tidak seanggun tiki-taka khas Guardiola ketika menampilkan sepak bola menyerang.Â
Pekerjaan rumah Mancini adalah mampu membuat Italia tampil menyerang tetapi juga mampu bertahan dengan baik, alias seimbang. Suatu hal yang pincang di tangan Giacomo Ventura.
Penyerang-penyerang muda seperti Cutrone, Immobile, Belloti dan Insigne harus mampu dibuat Mancini untuk tampil ganas, garang dan tajam dengan strategi ofensif milik Mancini. Mampu menyerang seperti Napoli dan bertahan seperti Juventus. Begitulah gambaran Italia yang diharapkan dari tangan Mancini.
Segala harap dan ekpetasi ini perlu ditunggu lahir dari tangan Mancini. Tak perlu lama, Mancini dijadwalkan akan bertemu anak-anak asuhnya di Coverciano, kamp latihan tim nasional Italia, pada 22 Mei nanti.
Pembuktian sepak bola ala Mancini akan dimulai kala Italia berhadapan dengan Arab Saudi di San Gallo pada 28 Mei, sesudah itu Italia akan menjajal kontestan Piala Dunia, Perancis di pertandingan uji coba di Nice pada 1 Juni serta Belanda di Turin pada 4 Juni.
Apakah Mancini dapat melewati ujian ini dengan sukses?. Ah, tak ada yang dapat menjawabnya dengan pasti. Mancini bukanlah Midas dengan tangan ajaib yang mampu membuat segalanya berubah dengan cepat.Â
Namun para penggemar timnas Italia patut bersyukur dan tersenyum bahagia karena FIGC telah memilih pelatih yang tepat.