Lukisan alam tergambar dengan begitu indahnya. Poco Ndeki bagaikan sedang bercengkerama dengan Pantai Nanga Rawa ketika Padang Savana sedang beristirahat ditemani hewan liar yang tampak bergembira, senang. Seperti kami yang tanpa sadar memuja keindahan alam ini.
Pagi Minggu yang dingin di Ruteng. Beberapa mudika atau muda mudi gereja Ruteng terlihat bersemangat, dilihat dari geliat mereka yang seepertinya sedang mempersiapkan segala sesuatu. Mau ke mana mereka? Piknik dan pelepasan salah seorang Frater yang hendak bersekolah lagi.
"Pak Arnold...ayo ikut," ujar Leon, seorang pemuda yang menyambangi tempat saya tinggal. Waktu itu masih pukul enam. Pagi. Lumrahnya bagi seorang tamu seperti saya, waktu itu adalah waktu di mana saya masih bersatu dengan selimut tebal dan kasur untuk bergumul melawan dingin. Suhunya 16 derajat. Seperti sedang berada di Eropa bagi saya yang berasal dari Kupang yang panas.
"Ke mana?" balas saya, masih menggenggam erat selimut. "Nanga Rawa di Borong," balas Leon. "Oke..jemput saya 30 menit lagi," sahut saya, tanpa banyak tanya lagi.
Bawa saja saya ke manapun engkau ingin. Biarlah sejenak saya lepas dari dinginnya Ruteng dengan melihat hal atau pemandangan lain yang membuat saya semakin cinta pada tanah Flores, tanah di mana banyak orang menganggapnya sebagai pulau eksotis di NTT. Provinsi dimana saya berasal.
![Nanga Rawa I Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/nr1-5adc57c6dd0fa8696d6c6842.jpg?t=o&v=770)
Meskipun bertetangga, kedua kota ini seperti pinang yang tidak dibelah dua. Satunya dingin karena berada di ketinggian yaitu Ruteng dan satunya itu panas karena berada di elevasi yang rendah, yakni Borong.
Pantas! Mereka akan saling mengunjungi jika rindu akan suasana berbeda. Jika anak-anak Ruteng hendak merasakan hangatnya air laut, mereka akan ke Borong, sedangkan sebaliknya jika ingin merasakan suasana puncak. Pergilah ke Ruteng.
Sejam kemudian kami sudah sampai di Borong. Jalan hot mix membuat perjalanan serasa lebih mudah, meski memang ada begitu banyak tikungan. Jika perjalanan menggunakan mobil yang tertutup, kemungkinan saya akan mabuk. "Biasa...karena belum terbiasa saja," ujar Leon seperti mengiyakan bahwa tikungan-tikungan jalanan di Flores memang aduhai lekukannya.
![Padang Savana I Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/nr5-5adc5a045e13731ba00f3612.jpg?t=o&v=770)
Akhirnya tiba. Lepas dari puncak Ruteng, mobil dan sepeda motor kami akhirnya berhenti di pesisir pantai, Pantai Nanga Rawa. Lengkapnya tempat ini beralamat di Kampung Nanga rawa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur