Satu-satunya pemain yang berjuang dan perlu diapresiasi hanyalah sang kiper, Petr Cech. Jika bukan karena Cech, maka tendangan Aguero di menit ke-78 akan menambah derita Arsenal. Tetapi penampilan gemilang itu sia-sia karena sebuah  tim sepak bola membutuhkan sepuluh pemain yang lain untuk berjuang, bukan hanya satu pemain yang berdiri dan terkesan menderita di bawah mistar gawang mereka.
Pertandingan akhirnya selesai dan harus diakui bahwa Arsenal kalah segala-galanya dari anak asuhan Pep Guardiola ini. Tetapi, terlalu memalukan jika itu terjadi dengan cara seperti ini. Bebannya terlalu sakit, bukan Arsenal yang harus memikulnya, Wenger saja.
Seusai pertandingan, Wenger kembali hanya bisa menunjukan fatalisme akut, "Kami kalah dari tim terbaik di Inggris saat ini," ungkap pelatih yang sudah berusia 68 tahun ini. Rasanya akhir perjalanan Wenger di Arsenal sudah semakin dekat. Â
Artikel lain tentang Arsenal dan Arsene Wenger :
Opa Wenger di Antara Cinta dan Nafsu
Cinta Wenger, Annie Brosterhous dan Veronika Tan
Wenger, Allegri dan Filosofi Einstein
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H