Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persipura, Peter Butler, dan Reputasi Juara

27 Februari 2018   12:44 Diperbarui: 27 Februari 2018   12:44 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Persipura Mania, hati ini seperti diacak-acak. Hendak yakin dalam optimisme, tetapi melihat geliat transfer pemain di Persipura Jayapura, kekuatiran perlahan-lahan rapi membalut keyakinan itu. Sampai kapan?. Mungkin sampai rasa kuatir  itu akhirnya terbukti salah.

Banyaknya eksodus pemain andalan menjadi salah satu alasan. Nelson Alom, Osvaldo Haay , Ruben Sanadi dan Ferinando Pahabol ramai-ramai berlabuh ke Persebaya. Langkah mereka diikuti oleh Rony Beroperay yang pindah ke Barito Putera.

Belum selesai kesedihan penggemar Mutiara Hitam, kiper berpengalaman asal Korea Selatan, Yoo Jae-hoon juga memilih hengkang dengan bergabung dengan Mitra Kukar, dan akhirnya perginya pemain secara massal ini ditutup dengan kepindahan striker muda mereka, Marinus Wanewar ke Bhayangkara FC (semoga tidak diikuti dengan yang lain).

Alasan kepindahan mereka, mayoritas karena krisis keuangan yang dialami oleh Persipura. Freeport dan Bank Papua terlambat memutuskan sekaligus mencairkan dana bagi klub asal kota Jayapura ini. Akibatnya, Persipura tak tampil di turnamen pra musim bergengsi seperti Piala Presiden dan juga Piala Gubernur Kaltim.

Meski akhirnya Freeport dan Bank Papua sudah memastikan akan mendukung Persipura untuk Liga 1 2018, tetapi melihat aktifitas transfer Persipura, maka saya hanya bisa mengurut dada sambil berkata dalam hati bahwa krisis ini belum sepenuhnya berakhir.

Nama-nama seperti Striker Marcel Sacramento yang ditolak Madura United, serta gelandang serang Hilton Moreira yang sudah kadaluarsa di sepak bola Indonesia menjadi alasannya, keduanya adalah rekrutan pemain asing anyar klub.

Bagaimana bisa klub merekrut mereka padahal Persipura Jayapura yang merupakan kesebelasan tersukses di era Liga Indonesia digulirkan, dikenal bukan klub yang begitu saja mau mendatangkan pemain asing kelas "biasa" di timnya.

Nama-nama seperti Ernest Jeremiah dan Beto Goncalves adalah nama-nama striker kelas atas pada zamannya yang bermain di Persipura. Di lini tengah, Zah Rahan dan Robertino Pugliara adalah pemain tengah yang tak kalah hebat. Sekarang, dunia seakan terbalik bagi klub yang berdiri pada 1 Mei 1963 ini.

Pemain tengah legendaris Persipura, Eduard "Edu" Ivakdalam mencoba berkomentar tentang filosofi mendatangkan pemain asing berkelas. "Kemampuan mereka harus di atas pemain lokal, biar kita bisa belajar dari mereka" ujar Edu, suatu waktu. Filosofi itu seakan menguap seiring keterbatasan dana di Persipura.

Berharap pada Peter Butler

Peter James Butler dan Benhur Tomi Mano I Sumber Illustrasi : Kompas,com
Peter James Butler dan Benhur Tomi Mano I Sumber Illustrasi : Kompas,com
Di dalam kondisi inilah Peter Butler ditunjuk sebagai pelatih Persipura.  Pelatih asal Inggris berusia 51 tahun ini didaulat menjadi suksesor dari Wanderley Junior yang jasanya tak terpakai lagi karena gagal membawa Persipura juara Liga 1 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun